"tunggon"
Thread
Jangan mengusik, apalagi melukai. Kau akan terbunuh.
#bacahorror
#realstory
#memetwit
#horror
@ceritaht
Kayaknya kelas 2 SD.
Kisah salah satu temenku sekelas dan ibu.nya.
Didesa ku pun jauh dari sungai. Karena wilayah kami pegunungan dan perbukitan. Sumur2 kami pun dalam.
Dulu biasanya warga kampung membeli air menggunakan selang air yg sangat panjang dari rumah penjual air ke rumah warga yg akan membeli. Sehingga penjual atau pembeli air harus menarik selang air
Menjelang sore hari, ibu (ibu Nah)salah satu teman perempuanku (Nika) kehabisan persediaan airnya. Seperti warga yg lain Ibu Nah segera menuju rumah warga yg menjual air untuk memesan air dn menarik selang air kerumahnya
Rumah warga yg menjual air ini cukup jauh dari rumah ibu Nah sekitar 500 meter lebih yang menyeberangi 2 jalan kampung yg diantara jalan tersebut ada hamparan sawah
Setelah menyelesaikan urusan dg warga penjual air yg ternyta pompa nya mati sendiri. Maka ibu Nah dan tetangganya kembali pulang dan melewati jalan ditengah sawah kembali. Tepat magrib mereka berdua melewati sawah.
Ibu Nah masih berusaha melepaskan gigitan ular tersebut dan meminta tolong kepada ttangga yg bersamanya untuk membantunya. Tapi tetangga yg bersama Ibu Nah malah terlihat kebingungan dengan apa yg dilakukan oleh Ibu Nah.
Dari pengakua tetangga yg bersama Ibu Nah
Karena teriakan minta tolong Ibu Nah kepada tetangga itu.
Sampai dirumah Kaki ibu Nah
Ibu Nah hanya berbaring ditempat tidur dan masih kesakitan.
Ibu Nah memang hanya tinggal berdua dengan kedua putrinya. Aku kurang ingat suami ibu Nah berpisah atau
Karena disuruh ibunya Nika dan Kakanya segera kerumah tetangga untuk meminta tolong. Mereka mengetuk pintu rumah2 tetangga yg sudah tertutup karena sudah malam. Waktu dulu tahun 1999 nan,kalau sudah jam 9 malam hampir semua warga sudah bersiap tidur dan menutup
Setelah beberapa kali Nika dan kakaknya mengetuk pintu tetangganya akhirnya ada tetangganya yg keluar dan mau membantu ibu Nah.
Dia melihat kondisi ibu Nah dirumahnya. Tapi nampaknya ibu Nah sudh sangat lemah.
Karena agak bingung harus bagaimana, Tetangga ini
Malam itu ada yg menyarankan kaki ibu Nah diikat sampai batas yg sudah menghitam itu dan ibu Nah di tidurkan diluar rumah. Orang2 dulu percaya jika digigit ular,
Ibu Nah juga menceritakan kepada tetangga2 dan bapak2 ronda apa yg dialaminya dan apa yg dilihatnya saat disawah tadi sampai bisa terluka ssperti itu.
Waktu sdh tengah malam tetangga bergantian menjaga Ibu Nah
Sekitar jam satu malam para tetangga yg menjaga ibu Nah, dikagetkan dg suara ibu Nah yg terbangun dan mengerang kesakitan. Tetangga segera memeriksa keadaan ibu Nah. Ternyta kedua kaki ibu Nah sudah
Mereka sepakat akan membawa ibu Nah ke rumah sakit daerah. Namun saat itu sudah larut malam dan ridak ada yg memiliki kendaraan. Hanya sepeda yg
Tapi sayangnya saat itu yg memiliki angkot tidak
Alhasil semua menunggu pagi untuk membawa ibu Nah ke rumah sakit. Mereka berusaha meredakan sakit dan melakukan hal lain agar ibu Nah tenang kembali.
Ibu Nah saat itu juga mengatakan bingung dengan biayanya kalau dirinya di bawa ke rumah sakit.
Ditambah lagi dlu tidak ada bantuan kesehatan dari pemerintah seperti saat ini.
Setelah dijaga semalaman oleh para tetangga. Sampai subuh hari salah satu bapak ronda mendatangi lagi warga dari kampung yg berbeda yg memiliki kendaraan angkot untuk membantu ibu Nah dibawa ke Rumah sakit.
Alhamdulillah, orang itu sudah ada dirumah.
Kondisi ibu Nah sudah semakin lemah.
Pagi itu Kabar ibu Nah yg tergigit ular dan sudah menghitam separuh sudah terdengar ke seluruh kampung dan kampung2 sekitarnya. Banyak warga yg berdatangan
Bahkan ada orang pintar yg datang. Dan menerawang kondisi dan kisah dibalik kondisi Ibu Nah yg semakin memburuk ini.
Konon orang pintar tersebut mengatakan bahwa ibu Nah ini tidak digigit oleh ular biasa.
ULar itu adalah ular penunggu sawah
Orang pintar itu mengatakan Ular yg menggigit ibu Nah itu marah ke ibu Nah karena menginjak badan pasanganya saat mereka
Ular itu mengatakan mereka berdua (sepasang ular itu) sebenarnya jelmaan dari siluman ular atau jelmaan jin. Jadi ketika Ibu Nah digigit ular kenapa ibu Nah melihat ularnya sedangkan tetangga yg bersamanya itu tidak melihat apa2, itu karena ular itu jelmaan jin dimana
Dari penuturan ibu ku yg saat itu ikut menjenguk Ibu Nah di Rumahnya. (bukan ikut2an orang2 kampung ibu ku ya, tapi karena memang ibu ku dan ibu Nah itu juga berteman seperti aku dan Nika
Ibu ku mengatakan Si Orang Pintar tersebut katanya mencoba berkomunikasi dengan siluman ular tersebut agar mau memaafkan ibu Nah dan
Kurang lebih percakapan orang pintar dan jelmaan siluman ukar itu , yg dicritakan ibu ku kepadaku begini :
OP (orang pintar)
OP : "Ulo.. sak durunge aku nyuwunsewu njaluke ngapurene nggo sedulurku iki marang awakmu, sedulurku
(Ular, sebelumnya aku permisi memintakan maaf untuk saudaraku ini ke dirimu. saudaraku ini tidak sengaja menginjak badan istrimu, Karena kamu dan istrimu berkawin dekat
Ulo :"Orak iso! Aku orak sudi ngapurani wong sing gawe loro awake bojoku. Mripate orak di nggo lek.e mlaku! Bojoku dadi kelaran laran".
(Tidak bisa! Aku tidak sudi memberi maaf orang yang membuat sakit istriku. Matanya tidak dipakai saat jalan! Istri
OP :"Lha jenenge menungso biasa yo kangelan lek.e ndelok awakmu sing jelmaan opo neh dalan.e peteng, mboko dingapurani mesake iki anakke ijek cilik2 rag ono wong tuo liyane".
(Lha namanya manusia biasa ya sulit lihat dirimu yang jelmaan apalagi jalannya gelap
Ulo :"Orak, Aku rak meh ngapurani!
Ben meh tak gowo sisan ning kerajaanku, tak dadike budak".
(Tidak! Aku tidak akan memberi maaf. Biar mau aku bawa ke kerajaanku tak jadikan budak)
(Jangan! Jangan dibawa saudaraku! sudah nanti tempat tinggalmu tidak akan diusik manusia lagi. Tapi dirimu dan
Ulo :"Wes orak iso! Aku tetep orak trimo"
(Sudah tidak bisa! Aku tetap tidak terima)
Cerita ibu ku tentang percakapan Orang Pintar yg dipanggil dg ular penunggu itu berakhir dengan ketidakpastian.
Sepertinya ular itu tetap tidak mau
Nika dan kakaknya hanya bisa menangis tersedu disamping ibunya.
Sungguh waktu itu aku juga merasakan kesedihan Nika. Tapi aku tidak bisa datang kerumahnya.
Sudah berbagai upaya dilakukan keluarga Ibu Nah dan warga. Tapi semua tidak membuahkan hasil.
Sekitar jam 9 pagi, Ibu Nah menghembuskan nafas terakhirnya.
Tangis dan teriakan anak2nya semakin kencang.
Banyak yg merasa khawatir dg nasib kedua putri Ibu Nah yg masih kecil. Saat masih ada ibu Nah pun mereka kekurangan bagaimana tanpa Ibu mereka.
Kabar meninggalnya ibu Nah segera disiarkan melalui pengeras suara Mushola
Seluruh kampung juga sudah mendengar kabar ini.
Warga segera bergegas untuk mempersiapkan pemakaman Ibu Nah. Warga2 yg lain juga segera datang untuk bertakziah. Bahkan sampai warga dari kampung2 lain juga ikut bertakziah.
Pemakaman Ibu Nah berjalan lancar.
Bahkan Nika dan kakaknya tidak mau makan atau minum.
Warga sungguh iba pada kakak beradik ini. Mereka berusaha membujuk Nika dan kakaknya agar mau makan ataupun minum.
Nika sudah berangkat kesekolah. Aku dan teman2 sekelas masih khawatir dg keadaannya.
Walaupun waktu itu kami masih sangat kecil kelas 2 SD. Tapi kami sudah sangat mengerti bagaimana ditinggal pergi orangtua. Apalagi dg cara
Aku dan teman2 sekelas berusaha menemani dan menghiburnya. Karena Nika tampak sangat murung. Bahkan dia tidak mau bicara dengan kami. Tidak menjawab pertanyaan kami atau pun ibu guru walikelas kami. Dia hanya diam dg pandangan kosong.
Pelajaran sekolah berjalan lancar. Kami semua memperhatikan apa yg diajarkan ibu guru waktu itu.
Sudah sekitar satu jam pelajaran berlangsung.
Tiba2 Nika menangis sangat keras dan teriak2 sambil menunjuk tangannya ke arah
Sontak kami semua terkejut dan ketakutan.
Ibu Guru segera mendatangi Nika yg menangis histeris dan berteriak. Ibu Guru berusaha menenangkannya, namun Nika tetap menangis dan menunjuk ke arah pintu dan sesekali menutup mata dengan kedua tangannya.
Karena khawatir
Nika masih tak berhenti menangis.
Kami semakin takut dan khawatir.
Karena dari sikapnya dia seolah melihat sesuatu di Pintu kelas yg membuatnya sangat takut.
Entah karena kesedihannya yg begitu
Yah waktu itu aku juga tidak paham. Karena kepekaan ku pada hal tak kasat mata saat itu pada tahap sering ketempelan dan sakit. 😆 Atau bagaimana aku juga kurang ingat.
Setelah Nika diantar
Kami masih sangat takut. Dari kejadian Nika yg menangis histeris itu. Ibu Guru berusaha membuat kami tidak ketakutan ataupun khawatir. Yah karena kami masih anak2. Pasti takut melihat
Setelah kejadian Ibu Nah.
Jalan pematang sawah yg dilewati ibu Nah ditutup dan tidak boleh dilewati lagi.
Penjual air harus tetap membentangkan selang airnya agar warga yg akan membeli air tidak harus menyeberang sawah untuk menarik selang.
Sekarang menjadi rawa2 pembuangan air warga yg ditumbuhi semak belukar dan beberapa pohon pisang. Warga sudah membuat jalan lain berpaving block berjarak 200 meteran dari sawah tersebut.
Saya beritau posisi sawah ini. Masih satu deretan tempat rawa yg banyak bambu dan ada pohon randu (kapuk) yg menjadi sarang jin yg sering saya lihat saat malam hari berbondong
Oh iya SD saya juga masih SD yg sama, yg saya ceritakan di thread saya sebelum2nya pernah "mendengar suara tangisan tersedu" di ruang kelas 3. Sekolah yg berada dikomplek pemakaman Cina Tua. Yang dekat dengan krematorium (Tempat Pembakaran mayat di SMG)
Dia pindah sekolah di Desanya. Dia dan kakaknya akan tinggal bersama bibinya (adik perempuan ibunya)
Semenjak itu akuntak pernah bertemu Nika. Bahkan diantak berpamitan denganku.
Sebenarnya aku sangat rindu. Mungkin kamu membaca ceritaku ini Nika. Dimanapun kamu berada aku rindu.
Maaf sbelumnya menceritakan ini
Bagi yg membaca trimakasih. Monggo diambil hikmahnya.
Maaf bila banyak salah kata dan pengetikan.
makasih buat yg RT dan like. 😍
besok saya cerita lagi. masih banyak kisah diseputar dan sekitar saya.