My Authors
Read all threads
Ulo Dumung
"tunggon"

Thread

Jangan mengusik, apalagi melukai. Kau akan terbunuh.

#bacahorror
#realstory
#memetwit
#horror
@ceritaht
Ini kisah waktu aku masih SD.
Kayaknya kelas 2 SD.
Kisah salah satu temenku sekelas dan ibu.nya.
Hari itu cuaca cukup terik. Sudah lama tidak turun hujan. Karena sudah masuk waktu musim kemarau. Desa ku cukup banyak yg kesulitan mendapatkan air, karena sumur2 mereka kering.
Didesa ku pun jauh dari sungai. Karena wilayah kami pegunungan dan perbukitan. Sumur2 kami pun dalam.
Banyak warga yg membeli air pada warga kampung lain yg sumurnya tidak mengering.
Dulu biasanya warga kampung membeli air menggunakan selang air yg sangat panjang dari rumah penjual air ke rumah warga yg akan membeli. Sehingga penjual atau pembeli air harus menarik selang air
terlebih dulu sebelum menyalakan pompa agar air mengalir.

Menjelang sore hari, ibu (ibu Nah)salah satu teman perempuanku (Nika) kehabisan persediaan airnya. Seperti warga yg lain Ibu Nah segera menuju rumah warga yg menjual air untuk memesan air dn menarik selang air kerumahnya
Air yg dibeli ibu Nah sudah mengalir sekitar satu jam tiba2 berhenti. Ibu Nah bergegas ke rumah penjual air apakah pompanya mati. Diperjalanan Ibu Nah juga memeriksa selang air kalau saja ada yg lepas pada sambungannya. Waktu itu sudah menjelang magrib. Ibu Nah bersama satu
tetangganya yg akan memesan air setelah ibu Nah (bergantian kalau ibu Nah sudah selesai), menuju rumah penjual air
Rumah warga yg menjual air ini cukup jauh dari rumah ibu Nah sekitar 500 meter lebih yang menyeberangi 2 jalan kampung yg diantara jalan tersebut ada hamparan sawah
untuk menuju rumah warga yg menjual air, harus melewati jalan pematang sawah. Selang airpun dilewatkan di jalan pematang sawah tersebut. Karena itu jalan terdekat satu2 nya. Jika menempuh jalan kampung biasa akan sangat jauh dan memutar.
Ibu Nah dan tetangganya berjalan di jalan sawah tersebut sambil memeriksa selang air. Tapi mereka lupa membawa senter atau penerangan. Karena jika hari semakin gelap jalan itu sudah cukup gelap karena tertutup bayangan dari tanaman sawah atau rerumputan yg sudah tinggi.
Apalagi waktu sudah hampir magrib sekitar jam setengah 6 sore.
Setelah menyelesaikan urusan dg warga penjual air yg ternyta pompa nya mati sendiri. Maka ibu Nah dan tetangganya kembali pulang dan melewati jalan ditengah sawah kembali. Tepat magrib mereka berdua melewati sawah.
Hampir sampai ke jalan kampung seberang sawah. Tiba2 ibu Nah menginjak sesuatu. Dia kira itu selang air yg terinjak olehnya. Namun setelah dilihat oleh ibu Nah ternyta beliau menginjak badan Ular berwarna hitam. Yang di lihat ibu Nah ada dua ular hitam yg saling berbelit.
Reflek ibu Nah menghindar dan mengangkat kakinya. Namun naas salah satu ular itu menggigit kaki ibu Nah. seketika Ibu Nah langsung menjerit kesakitan dan berusaha melepaskan gigitan ular yg cukup besar tersebut. (dari pengakuan ibu Nah waktu itu kedua ular sebesar pergelangan
orang dewasa).
Ibu Nah masih berusaha melepaskan gigitan ular tersebut dan meminta tolong kepada ttangga yg bersamanya untuk membantunya. Tapi tetangga yg bersama Ibu Nah malah terlihat kebingungan dengan apa yg dilakukan oleh Ibu Nah.
Dari pengakua tetangga yg bersama Ibu Nah
saat itu dia tidak melihat apapun disitu, dia hanya melihat Ibu Nah kesakitan dan tampak bergulat dengan kaki bawahnya sendiri. Entah karena gelap atau memang tetangga yg bersama ibu Nah tidam melihat apa2.
Karena teriakan minta tolong Ibu Nah kepada tetangga itu.
Si Tetangga itu hanya langsung menarik naik Ibu Nah ke jalan kampung yg sudah dekat sekitar 2 meteran saja. Walaupun dia masih kebingungan dan tidak melihat apapun. Tetangga itu memapah Ibu Nah yg tampak sangat kesakitan untuk kembali kerumahnya.
Sampai dirumah Kaki ibu Nah
masih terlihat biasa hanya ada sedikit luka sobek dikaki bawahnya namun tidak seperti bekas gigitan taring ular biasanya.
Ibu Nah hanya berbaring ditempat tidur dan masih kesakitan.
Sekitar jam 9 malam tiba2 kaki ibu Nah yg terluka menghitam sampai pergelangan kakinya. Ibu Nah semakin kesakitan dan meminta Nika dan Kakaknya untuk meminta bantuan tetangga.
Ibu Nah memang hanya tinggal berdua dengan kedua putrinya. Aku kurang ingat suami ibu Nah berpisah atau
sudah meninggal.

Karena disuruh ibunya Nika dan Kakanya segera kerumah tetangga untuk meminta tolong. Mereka mengetuk pintu rumah2 tetangga yg sudah tertutup karena sudah malam. Waktu dulu tahun 1999 nan,kalau sudah jam 9 malam hampir semua warga sudah bersiap tidur dan menutup
pintu rumah mereka.
Setelah beberapa kali Nika dan kakaknya mengetuk pintu tetangganya akhirnya ada tetangganya yg keluar dan mau membantu ibu Nah.
Dia melihat kondisi ibu Nah dirumahnya. Tapi nampaknya ibu Nah sudh sangat lemah.
Karena agak bingung harus bagaimana, Tetangga ini
memanggil tetangga2 yg lain untuk membantu Ibu Nah dan juga memanggil bapak2 yg sudah bersiap akan beronda malam.
Malam itu ada yg menyarankan kaki ibu Nah diikat sampai batas yg sudah menghitam itu dan ibu Nah di tidurkan diluar rumah. Orang2 dulu percaya jika digigit ular,
orang yg digigit harus diletakan diluar rumah terlebih dahulu sampai terkena hawa malam atau sampai racun ular bisa keluar sendiri, entah gimana kejelasannya aku juga kurang paham sampai sekarang.
Jadi malam itu ibu Nah tidur diteras rumah dan dijaga para tetangga.
Ibu Nah juga menceritakan kepada tetangga2 dan bapak2 ronda apa yg dialaminya dan apa yg dilihatnya saat disawah tadi sampai bisa terluka ssperti itu.
Waktu sdh tengah malam tetangga bergantian menjaga Ibu Nah
Bapak2 Ronda ijin sebentar untuk menjalankan tugas mereka berkeliling kampung.
Sekitar jam satu malam para tetangga yg menjaga ibu Nah, dikagetkan dg suara ibu Nah yg terbangun dan mengerang kesakitan. Tetangga segera memeriksa keadaan ibu Nah. Ternyta kedua kaki ibu Nah sudah
menghitam sampai lutut hampir ke paha. Semua orang menjadi panik. Bapak2 Ronda dipanggil kembali untuk datang ke rumah ibu Nah.
Mereka sepakat akan membawa ibu Nah ke rumah sakit daerah. Namun saat itu sudah larut malam dan ridak ada yg memiliki kendaraan. Hanya sepeda yg
mereka miliki itu hanya akan memperparah keadaan ibu Nah jika naik sepeda. Apalgi rumah sakit cukup jauh. Semua Klinik juga sudah tutup. Hanya ada tetangga beda kampung yg memiliki angkot agar bisa membawa ibu Nah ke rumah sakit.
Tapi sayangnya saat itu yg memiliki angkot tidak
berada dirumah.
Alhasil semua menunggu pagi untuk membawa ibu Nah ke rumah sakit. Mereka berusaha meredakan sakit dan melakukan hal lain agar ibu Nah tenang kembali.

Ibu Nah saat itu juga mengatakan bingung dengan biayanya kalau dirinya di bawa ke rumah sakit.
Pasalnya Ibu Nah tidak memiliki cukup uang untuk berobat. karena selama ini ibu Nah bekerja sendiri dipabrik untuk.membiayai kedua putrinya yg masih kecil. Kadang untuk makan mereka kesusahan.
Ditambah lagi dlu tidak ada bantuan kesehatan dari pemerintah seperti saat ini.
Apalagi Ibu Nah pendatang dikota ini. Yah Nika temanku datang kesini saat masih Kelas TK B. Dia dari kota yg berbeda. Dari sebuah Desa selatan jawa. Aku kurang ingat dimana.
Kembali ke ibu Nah.
Setelah dijaga semalaman oleh para tetangga. Sampai subuh hari salah satu bapak ronda mendatangi lagi warga dari kampung yg berbeda yg memiliki kendaraan angkot untuk membantu ibu Nah dibawa ke Rumah sakit.
Alhamdulillah, orang itu sudah ada dirumah.
Sesegera mungkin mereka membawa ibu Nah ke rumah sakit. Namun setelah sampai di rumah sakit dokter mengatakan ini sudah terlambat. karena racun sudah menyebar keseluruh tubuh terutama ginjal dan hati. Hampir separuh tubuh ibu Nah dari Kaki bawah sampai ke perut sudah menghitam.
Akhirnya tetangga memutuskan untuk membawa pulang lagi ibu Nah ke rumahnya. Sampai dirumah kerabat ibu Nah sudah datang tidak banyak. Karena pada tahun itu sulit untuk datang ke kota dan membutuhka biaya besar. Tahun setelah Krisis moneter.
Kondisi ibu Nah sudah semakin lemah.
sudah tidak sanggup bicara hanya mengedipkan mata. separuh badan ibu Nah yg menghitam juga sudah lumpuh tak bisa bergerak.

Pagi itu Kabar ibu Nah yg tergigit ular dan sudah menghitam separuh sudah terdengar ke seluruh kampung dan kampung2 sekitarnya. Banyak warga yg berdatangan
ingin melihat dan membantu ibu Nah.
Bahkan ada orang pintar yg datang. Dan menerawang kondisi dan kisah dibalik kondisi Ibu Nah yg semakin memburuk ini.
Konon orang pintar tersebut mengatakan bahwa ibu Nah ini tidak digigit oleh ular biasa.
ULar itu adalah ular penunggu sawah
itu sejak lama yang dulu tinggal dipohon bambu ditengah sawah dekat jalan oematang sawah tersebut. Namun rimbunan bambu tersebut sudah dipotong habis.
Orang pintar itu mengatakan Ular yg menggigit ibu Nah itu marah ke ibu Nah karena menginjak badan pasanganya saat mereka
berkawin.
Ular itu mengatakan mereka berdua (sepasang ular itu) sebenarnya jelmaan dari siluman ular atau jelmaan jin. Jadi ketika Ibu Nah digigit ular kenapa ibu Nah melihat ularnya sedangkan tetangga yg bersamanya itu tidak melihat apa2, itu karena ular itu jelmaan jin dimana
dia hanya akan terlihat oleh manusia yg mengusik ukar tersebut walaupun tidak sengaja.
Dari penuturan ibu ku yg saat itu ikut menjenguk Ibu Nah di Rumahnya. (bukan ikut2an orang2 kampung ibu ku ya, tapi karena memang ibu ku dan ibu Nah itu juga berteman seperti aku dan Nika
Sekolah TK bersama, bahkan dulu karena ibu Nah sibuk bekerja, ibu ku sering membantu keperluan Nika dan kakaknya saat ada keperluan di sekolah)

Ibu ku mengatakan Si Orang Pintar tersebut katanya mencoba berkomunikasi dengan siluman ular tersebut agar mau memaafkan ibu Nah dan
mengambil krmbali bisa ular yg masuk ketubuh ibu Nah.
Kurang lebih percakapan orang pintar dan jelmaan siluman ukar itu , yg dicritakan ibu ku kepadaku begini :
OP (orang pintar)
OP : "Ulo.. sak durunge aku nyuwunsewu njaluke ngapurene nggo sedulurku iki marang awakmu, sedulurku
iki ora sengojo ngidak awake bojomu. Karango awakmu mbeg bojomu kawinan yo cedak dalane menungso, dingapurani"
(Ular, sebelumnya aku permisi memintakan maaf untuk saudaraku ini ke dirimu. saudaraku ini tidak sengaja menginjak badan istrimu, Karena kamu dan istrimu berkawin dekat
jalan manusia, DiMaafkan Ya)
Ulo :"Orak iso! Aku orak sudi ngapurani wong sing gawe loro awake bojoku. Mripate orak di nggo lek.e mlaku! Bojoku dadi kelaran laran".
(Tidak bisa! Aku tidak sudi memberi maaf orang yang membuat sakit istriku. Matanya tidak dipakai saat jalan! Istri
ku jadi kesakitan)
OP :"Lha jenenge menungso biasa yo kangelan lek.e ndelok awakmu sing jelmaan opo neh dalan.e peteng, mboko dingapurani mesake iki anakke ijek cilik2 rag ono wong tuo liyane".
(Lha namanya manusia biasa ya sulit lihat dirimu yang jelmaan apalagi jalannya gelap
tolonglah diberi maaf, kasihan ini anaknya masih kecil2 tidak ada orang tua lainnya)
Ulo :"Orak, Aku rak meh ngapurani!
Ben meh tak gowo sisan ning kerajaanku, tak dadike budak".
(Tidak! Aku tidak akan memberi maaf. Biar mau aku bawa ke kerajaanku tak jadikan budak)
lanjut besok...
mari lanjut... 😊
OP :"Ojo! Ojo mbek gowo sedulurku! Wes mengko panggonanmu rak bakal diusik menungso meneh, orak nggo lewat manungso meneh. Tapi awakmu lan bangsamu ojo ganggu menungso".
(Jangan! Jangan dibawa saudaraku! sudah nanti tempat tinggalmu tidak akan diusik manusia lagi. Tapi dirimu dan
bangsamu jangan mengganggu manusia lagi)

Ulo :"Wes orak iso! Aku tetep orak trimo"
(Sudah tidak bisa! Aku tetap tidak terima)

Cerita ibu ku tentang percakapan Orang Pintar yg dipanggil dg ular penunggu itu berakhir dengan ketidakpastian.
Sepertinya ular itu tetap tidak mau
melepaskan Ibu Nah. Matahari sudah mulai sedikit naik ke atas dibandingkan fajar tadi. Waktu sudah sekitar setengah 7 pagi. Orang2 semakin banyak yg datang ke Rumah Ibu Nah. Banyak warga yg mendoakan. Bahkan ada yg memanggilkan ustadz dari kampung sebelah untuk mendoakan Ibu Nah.
Namun kondisi ibu Nah semakin memburuk. Bahkan dia sudah tak sanggup membuka matanya. Nafasnya pun semakin melemah.
Nika dan kakaknya hanya bisa menangis tersedu disamping ibunya.
Sungguh waktu itu aku juga merasakan kesedihan Nika. Tapi aku tidak bisa datang kerumahnya.
Karena orang2 dewasa melarang anak2 untuk mendekat kerumah ibu Nah.
Sudah berbagai upaya dilakukan keluarga Ibu Nah dan warga. Tapi semua tidak membuahkan hasil.
Sekitar jam 9 pagi, Ibu Nah menghembuskan nafas terakhirnya.
Tangis dan teriakan anak2nya semakin kencang.
Warga yg menyaksikan pun ikut terlarut dalam kesedihan.
Banyak yg merasa khawatir dg nasib kedua putri Ibu Nah yg masih kecil. Saat masih ada ibu Nah pun mereka kekurangan bagaimana tanpa Ibu mereka.

Kabar meninggalnya ibu Nah segera disiarkan melalui pengeras suara Mushola
terdekat.
Seluruh kampung juga sudah mendengar kabar ini.

Warga segera bergegas untuk mempersiapkan pemakaman Ibu Nah. Warga2 yg lain juga segera datang untuk bertakziah. Bahkan sampai warga dari kampung2 lain juga ikut bertakziah.

Pemakaman Ibu Nah berjalan lancar.
Tapi kesedihan anak2 nya masih begitu terasa. Mereka hanya bisa terus terdiam dan meneteskan air mata mereka.
Bahkan Nika dan kakaknya tidak mau makan atau minum.
Warga sungguh iba pada kakak beradik ini. Mereka berusaha membujuk Nika dan kakaknya agar mau makan ataupun minum.
Sekitar 2 atau 3 hari setelah meninggalnya Ibu Nah.
Nika sudah berangkat kesekolah. Aku dan teman2 sekelas masih khawatir dg keadaannya.
Walaupun waktu itu kami masih sangat kecil kelas 2 SD. Tapi kami sudah sangat mengerti bagaimana ditinggal pergi orangtua. Apalagi dg cara
yg tragis seperti itu.
Aku dan teman2 sekelas berusaha menemani dan menghiburnya. Karena Nika tampak sangat murung. Bahkan dia tidak mau bicara dengan kami. Tidak menjawab pertanyaan kami atau pun ibu guru walikelas kami. Dia hanya diam dg pandangan kosong.
Sampai bel sekolah berbunyi tanda dimulainya pelajaran.
Pelajaran sekolah berjalan lancar. Kami semua memperhatikan apa yg diajarkan ibu guru waktu itu.
Sudah sekitar satu jam pelajaran berlangsung.
Tiba2 Nika menangis sangat keras dan teriak2 sambil menunjuk tangannya ke arah
pintu kelas.
Sontak kami semua terkejut dan ketakutan.
Ibu Guru segera mendatangi Nika yg menangis histeris dan berteriak. Ibu Guru berusaha menenangkannya, namun Nika tetap menangis dan menunjuk ke arah pintu dan sesekali menutup mata dengan kedua tangannya.
Karena khawatir
Ibu Guru meminta tolong Guru olahraga laki2 untuk mengantarkan pulang Nika.
Nika masih tak berhenti menangis.
Kami semakin takut dan khawatir.
Karena dari sikapnya dia seolah melihat sesuatu di Pintu kelas yg membuatnya sangat takut.

Entah karena kesedihannya yg begitu
mendalam karena ditinggal ibunya atau memang dia melihat sesuatu didepan pintu kelas.

Yah waktu itu aku juga tidak paham. Karena kepekaan ku pada hal tak kasat mata saat itu pada tahap sering ketempelan dan sakit. 😆 Atau bagaimana aku juga kurang ingat.

Setelah Nika diantar
pulang kerumahnya dan di ijinkan ibu guru untuk tidak berangkat sekolah beberapa hari lagi.

Kami masih sangat takut. Dari kejadian Nika yg menangis histeris itu. Ibu Guru berusaha membuat kami tidak ketakutan ataupun khawatir. Yah karena kami masih anak2. Pasti takut melihat
temannya menangis seprti itu.

Setelah kejadian Ibu Nah.
Jalan pematang sawah yg dilewati ibu Nah ditutup dan tidak boleh dilewati lagi.
Penjual air harus tetap membentangkan selang airnya agar warga yg akan membeli air tidak harus menyeberang sawah untuk menarik selang.
Sampai sekarang sawah ini tidak pernah dijamah untuk dijadikan jalan lagi.
Sekarang menjadi rawa2 pembuangan air warga yg ditumbuhi semak belukar dan beberapa pohon pisang. Warga sudah membuat jalan lain berpaving block berjarak 200 meteran dari sawah tersebut.
Alhamdulillah setelah kejadian itu tidak ada lagi kejadian orang digigit ular diwilayah sawah ini.

Saya beritau posisi sawah ini. Masih satu deretan tempat rawa yg banyak bambu dan ada pohon randu (kapuk) yg menjadi sarang jin yg sering saya lihat saat malam hari berbondong
sebelum saya "tersesat".

Oh iya SD saya juga masih SD yg sama, yg saya ceritakan di thread saya sebelum2nya pernah "mendengar suara tangisan tersedu" di ruang kelas 3. Sekolah yg berada dikomplek pemakaman Cina Tua. Yang dekat dengan krematorium (Tempat Pembakaran mayat di SMG)
Oh iya..setelah kejadian itu Nika akhirnya tidak melanjutkan sekolah di SMG lagi.
Dia pindah sekolah di Desanya. Dia dan kakaknya akan tinggal bersama bibinya (adik perempuan ibunya)
Semenjak itu akuntak pernah bertemu Nika. Bahkan diantak berpamitan denganku.
Aku pernah mendengar kabar dari tetangga2 nya dulu Nika kembali ke SMG untuk tinggal di SMG lagi. Itu sekitar 10 tahun setelah ibunya meninggal.

Sebenarnya aku sangat rindu. Mungkin kamu membaca ceritaku ini Nika. Dimanapun kamu berada aku rindu.
Maaf sbelumnya menceritakan ini
Aku hanya ingin menekankan hikmah yg bisa diambil dari kisah ini.

Bagi yg membaca trimakasih. Monggo diambil hikmahnya.
Maaf bila banyak salah kata dan pengetikan.

makasih buat yg RT dan like. 😍

besok saya cerita lagi. masih banyak kisah diseputar dan sekitar saya.
ini foto kita waktu tamasya TK
yg ada love.nya itu Nika dn kakak perempuannya.

Dulu ketika anak2 lain tamasya ditemani ibu atau ayahnya.Nika hnya bisa dijaga oleh kakaknya yg bahkan umurnya hanya selisih setahun atau dua tahun sama kita. Ibu Nah tidak bisa menemani karena kerja
Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh.

Enjoying this thread?

Keep Current with inTan_T

Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Follow Us on Twitter!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just three indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3.00/month or $30.00/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!