#bacahorror #horror #ceritahorror #Spirituality #pengalamanspiritual #memetwit
A THREAD : Pengalaman pribadi sebagai anak indigo dan pelaku spiritual (Episode 18)
Untuk episode-episode sebelumnya bisa dilihat di tab likes profil saya yaa :D
Akhirnya , terpaksa aku mencoba untuk sabar dan menahan emosiku.
Apakah Murti sedang diserang ilmu hitam pelet?
Ah, sudahlah akan ku jawab sebisanya saja dan anehnya ketika aku cek di internet apa yang aku jelaskan kepada Murti ternyata benar semua.
Media dari ilmu hitam pelet itu apa saja, seperti bulu perindu.
Daerah mana saja yang bisa menggunakan ilmu hitam pelet itu.
Semua yang aku jelaskan kepada Murti itu benar semua, dan benar adanya.
Kok bisa?
Entahlah semakin hari semakin aneh saja aku ini.
"Murti itu laki-laki apa perempuan?", tanya Pak Arfian
"Pelet ya... Medianya apa?", tanya Pak Arfian lagi
"Dugaanku sih bulu perindu, tapi bulu perindu kan cuma ada di Kalimantan.", jawabku sembari berpikir
"Siapa yang dipelet?", tanya Pak Arfian lagi
"Entahlah, masa Murti? Memangnya dia pernah jatuh cinta? Aku ga pernah tahu dia membahas tentang cinta atau apalah itu.", jawabku
Aku penasaran mengapa Murti mendadak membahas hal-hal seperti itu kepadaku. Topik pembicaraan kami biasanya jauh dari hal-hal ghaib, seperti kehidupan sehari-hari, politik, budaya, dan Bahasa.
Malamnya Murti mengirimkanku chat , "Put, kamu tau caranya membersihkan pelet?"
"Wait... wait.. wait... Sebelum aku menjawab pertanyaan itu. Sebenarnya yang kena pelet itu siapa?", tanyaku melalui chat.
"Oh, jadi selama ini yang kamu tanyakan ke aku itu si kakak tingkatmu?", tanyaku
"Iya.", jawabnya singkat
"Jadi gimana?", tanya Murti lagi
"Orang yang paham tentang beginian cuma kamu seorang, Put. Yang aku kenal ya cuma kamu saja.", jawab Murti
Setelah lima menit lamanya, Murti tak kunjung membaca chatku. Bagus, jadi aku punya waktu untuk memutuskan apakah aku harus membantu Murti dalam melepaskan pelet dari Mbak Ningsih atau tidak.
"Baik, Putri. Terima kasih.", respon Murti.
Yah, aku rasa aku hanya mengamati Murti dan Mbak Ningsih dari jauh , mengingat aku masih terlalu dini untuk mengatasi hal ini.
Anehnya, Murti terus mengirimi perkembangan dari Mbak Ningsih dan menceritakan asal mula Mbak Ningsih terkena pelet.
"Kalau boleh tau media peletnya apa? Terus asalnya darimana?", tanyaku
"What? Wow.... Tapi, bulu perindu bukannya dari Kalimantan? Dari Kalimantan kali peletnya.", responku tak percaya.
"Mentorku bilang begitu, Put.", jawab Murti
"Terus solusinya gimana?", tanyaku
"Apa yang diucapkan mentormu itu benar.", jawabku menyetujuinya
"Di Malang, mantan itu juga tinggal di Malang.", jawab Murti.
"Syukurlah dekat… Bisa dieksekusi lebih cepat dari perkiraanku.", responku
"Ya sudah, kita sambung lagi kalau ada update dari Mbak Ningsih ya.", ucapku lagi.
Aku selalu mempunyai firasat bahwa nantinya aku akan terlibat dalam kasus ini namun, aku terus mengelak firasatku ini dengan logika bahwa aku masih seorang pemula.
Hoh we.... hoh we... hoh we....
Ternyata firasatku benar, aku akan terlibat dengan masalah ini, mau tak mau aku harus menghadapinya.
Aku yang masih dalam tahap Pendidikan dalam dunia spiritual tiba-tiba dihadapkan dengan situasi yang belum pernah aku alami sebelumnya…..
Aku kudu piye….?