, 25 tweets, 5 min read
My Authors
Read all threads
@bacahorror @InfoMemeTwit

#bacahorror #horror #ceritahorror #Spirituality #pengalamanspiritual #memetwit

A THREAD : Pengalaman pribadi sebagai anak indigo dan pelaku spiritual (Episode 20.1)

Untuk episode-episode sebelumnya bisa dilihat di tab likes profil saya yaa :D
Haloo! Ketemu lagi di episode terbaru Thread utamaku! Updatenya agak lebih awal karena kebelet pengen nge game hahhaha! Oke langsung aku mulai ya
Liburanku telah berakhir namun, pelet Mbak Ningsih tak kunjung berakhir pula. Aku khawatir kalau permasalahan ini akan berdampak pada kuliahku. Untung saja orangtuaku tidak mengerti sama sekali tentang apa yang sedang aku alami.
Aku sudah dapat menebak alur cerita ketika mereka berdua mengetahui apa yang aku alami.
Aku akan dihina,
atau mereka akan campur tangan dan membuat masalah ini semakin keruh. Meskipun begitu aku mencoba untuk bercerita sedikit tentang pelet Mbak Ningsih itu kepada ibuku.
"Memangnya kamu bisa ngatasi masalah itu? Kamu aja awam soal begituan."
"Lagian kalau orang dipelet kan harusnya ga sadar, nah itu si Ningsih kok bias sadar? Mau ngakalin kamu kali."
begitu ucapnya.
"ARRGH!!!", teriakku ketika mengingat-ingat ucapan ibuku kepadaku sembari menggaruk-garuk kepalaku secara kasar.
"GINI NIH YANG BIKIN AKU DEPRESI! PUNYA KELUARGA, PUNYA ORANGTUA GA SUPPPORTIF BLAS!", teriakku lagi.
"Hei.. hei tenang.", tiba-tiba aku mendengar suara.
Aku mengangkat kepalaku terlihat seorang pria bertelanjang dada, memakai hiasan emas di kepala serta kalung emas, memakai jarik yang meminta dirinya dipanggil Mas Ganteng berdiri di depanku, menatapku kosong.
Kehadiran dia tidak aku gubris, dan aku tetap pada emosiku. Tak tahan, aku pun membenturkan kepalaku ke tembok dua kali tanda frustrasi.
"Hah.. Tidak sakit.", gumamku
Aku pun mengulangi perbuatanku, membenturkan kepalaku sebanyak tiga kali.
"Kenapa nggak sakit?!", ucapku ketus.
Aku menatap Mas Ganteng kemudian beliau menatapku balik dengan tatapan melas, "Hentikan…".
Tak terasa air mataku keluar , aku menangis sesenggukan terus meratapi keluargaku yang Nampak seperti racun di mataku.
Mas Ganteng duduk di sampingku seraya menyentuh pundakku.
"Njenengan nggak bisa menyentuh pundakku. Njenengan sifatnya ghaib.", ucapku dingin.
"Tapi, aku berusaha menyentuh hati njenengan agar njenengan tetap tenang.", balasnya.
Aku menatapnya tertegun.
"Itu lah mengapa Eyang Putri mengirimku, untuk menjaga njenengan. Njenengan, mungkin dijaga secara fisik oleh Pak Arfian namun, njenengan juga punya penjaga ghaib.", ucapnya.
Aku terdiam sembari menghapus air mataku.
"Aku tahu njenengan hobi ngepoin manusia atau jin. Njenengan boleh kok ngepoin aku.", ucapnya.
"Dih kepedean.", ejekku.
Mas Ganteng pun tertawa.
Tak lama kemudian aku mulai melemparkan beberapa pertanyaan kepada beliau.
"Njenengan sama Eyang Putri hidup di era yang sama?".
"Iya, lebih tua Eyang Putri sih. Eyang Putri saat ini, menjadi ratu dari kami. Memang Eyang Putri kala itu menolak untuk menjadi ratu keraton. Namun, saat ini beliau kami anggap sebagai ratu", jawab Mas Ganteng.
"Pengikutnya Eyang Putri kalua dari golongan kami lumayan banyak.", Mas Ganteng menambahkan.
"Apa njenengan dulu juga manusia seperti Eyang Putri dahulu? Njenengan juga moksha?", tanyaku.
"Iya, aku dulu seorang prajurit yang kemudian menyatu dengan alam semesta.", jawabnya.
"Wah, kirain yang moksha hanya sekelas Raja, atau Resi.", ucapku kaget.
"Kalau moksha hanyak untuk golongan Raja atau Resi lantas orang-orang seperti aku dan Eyang Buta Locaya itu njenengan anggap apa?", respon Mas Ganteng.
"Moksha tak mengenal tahta dan derajat. Siapapun yang dapat memutus tali karma dan melepas keduniawian maka dia akan moksha.", Mas Ganteng menambahkan.
"Maaf, maaf bukan bermaksud nyinggung njenengan, hanya saja pengetahuanku minim sekali tentang hal seperti ini. Aku pun tak paham mengapa Eyang Putri memperhatikan manusia sepertiku yang tak paham dengan dunia spiritual.", ucapku
"Andai aku tahu alasannya, aku akan kasih tahu itu ke njenengan. Namun, Eyang Putri itu penuh dengan rahasia. Jangankan manusia, sosok seperti aku pun tidak tahu apa yang dilakukan dan dipikirkan oleh Eyang Putri.", jawabnya
Suasana menjadi hening setelah aku terdiam mendengar jawaban dari Mas Ganteng. Aku pun merebahkan tubuhku ke tempat tidur seraya bertanya kepada beliau, "Terus? Kenapa njenengan dipanggil Mas Ganteng?"
"Ya, karena aku ganteng lah! Aku tampan dan menawan.", jawabnya
"Berisik.", responku dengan nada bergurau
"Njenengan tanya gitu sih, ya aku jawab apa adanya.", Mas Ganteng pun merapikan rambutnya sembari berpose layaknya model laki-laki
"Shut up!", ucapku sembari menutup telinga.
"Hey, I'm Handsome you know?!", respon Mas Ganteng
"Lho lho lho! Njenengan bisa Bahasa Inggris?!", aku tertegun.
"Njenengan pikir aku siapa? Bahkan Eyang Putri pun paham Bahasa Inggris. Mbah Rais kan pernah bilang bahwa njenengan bias komunikasi sama Eyang Putri menggunakan Bahasa apapun kan?", ucapnya.
"W-wow...", ucapku masih dalam ekspresi kaget.
"W-well, aku tahu njenengan nyimpen nama asli njenengan sebagai rahasia. Jadi, aku nggak maksa untuk mengetahui namanya njenengan.", aku berbaring membelakangi Mas Ganteng.
"Jin qhodam seperti njenengan punya privasi layaknya manusia kan? Jadi, aku ga akan maksa untuk tahu kalau nama dari njenengan itu termasuk privasi bagi njenegan.", ucapku menambahkan.
Mas Ganteng pun terdiam.
"Aku paham nama-nama orang di era njenengan itu ribet seperti gelar-gelar para raja di zaman dahulu. Jadi , aku nerima kalau njenengan minta dipanggil Mas Ganteng, lebih simpel." , ucapku sembari menatap Mas Ganteng.
Mas Ganteng pun tersenyum mendengar responku.
"Sebenarnya sampeyan ga layak untuk jadi qhodam, sampeyan termasuk leluhur. Tapi entalah…", ucapku
"Hm?", tanya Mas Ganteng memberi isyarat untuk mengulangi ucapanku.
"Nggak, apa-apa lupakan. Aku mau tidur.", ucapku sembari menarik selimut.
Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh.

Enjoying this thread?

Keep Current with Yanto S.

Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Follow Us on Twitter!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just three indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3.00/month or $30.00/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!