, 26 tweets, 5 min read
My Authors
Read all threads
Halo! Lagi gabut bikin thread ah.

Ini adalah 9 kesalahan fatal yang biasa terjadi ketika terjun ke SOCIAL MEDIA MARKETING (SMM).

Sekarang sih brand/produk/persona udh agak mendingan ngerti pentingnya socmed. Dulu pas awal2 mah duh, neranginnya susah banget.

**Sebuah utas
Sebelum panjang, kalo ada yang mau baca utas gw sebelumnya tentang Trend Social Media Marketing 2020 silakan baca disini :

bixbux.com/social-media-m…
Jadi, kalo masih ada yang menganggap SMM itu murah, otaknya sebaiknya dicuci dulu.

Sedihnya, bahkan masih ada beberapa pakar yg nganggap SMM itu cuma masalah posting aja. Jadi ya gratis tis.

The truth is, gak gitu juga. ini perlu banyak effort, baik waktu, skill maupun duwit.
Gak cuma dari sisi company yang nganggep begitu, pekerja socmed yang fresh juga terkadang berpikir enteng.

Dipikirnya kerjaan cuma posting2 aja, atau stalking2 kompetitor

Padahal aslinya mah musti belajar banyak juga tentang brand dan conversation.
Utas ini berdasarkan pengalaman gw aja. Kalo elo ada pengalaman lain yang berbeda ya gak papa. Atau nanti mau nambahin juga hayu.

Tapi rata-rata kesalahan ini terjadi kok. Gw bahas disini biar elo punya akselerasi cepet ketika ngobrol ke klien atau ke bos pemasaran lo.
Jadi, ada 9 kesalahan yang biasa terjadi ketika lo ngurusin Social Media Marketing di perusahaan lo, atau tempat lo kerja atau bahkan klien lo.

List-nya kira-kira begini:
1. GAK PUNYA MEDIA STRATEGY > Ini biasanya terjadi di brand menengah/kecil atau yg pertama kali mau njajal SMM.

Kl ada brand yg kayak gini, buat ngembangin, gw biasa pake struktur SOSTAC (googling aja). This one is really cool marketing model developed & patented by PR Smith.
SOSTAC itu singkatan dari Situation, Objectives, Strategy, Tactics, Action dan Control.

Kalo lo pernah denger POAC, atau Wheleen Hunger Model, miriplah.

Cuma SOSTAC bagus buat campaign karena fokus di proses implementasi dan marketing communications.
2. GAK PAHAM AUDIENCE > Setiap platform socmed punya audience yang berbeda. Mereka bereaksi terhdp issue yg kita lempar dgn cara yg berbeda. Brand kadang gak paham ini.

Kl gw gak pernah mau berasumsi. Semua hrs di tes. Socmed yg engagement paling tinggi, itu yg jd prioritas.
In some cases, buat tahu audience lebih dalem, gw pake jasa freelancer. Tugasnya meneliti lebih dalem setiap akun yg berinteraksi dgn brand kita, baik komen, reshare atau like.

Biasanya gw kasih mereka atribut yang harus diteliti dan mereka beneran liat satu persatu akunnya.
3. GAK ADA TIM SOLID > Kalo perusahaan lo mau serius di socmed, ya harus ada tim yg handle. Tim ini musti dedicated, dipimpin seorang manager yg mahir bikin planning, eksekusi dan report.

Ouput tim ini biasanya adalah berupa Editorial Plan (EP) yg hrs diikutin oleh team member.
Konten dalam EP ini yang penting. Harus sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Campaign yang dibuat gak boleh keluar dari jalur.

Pro Tips: manfaatin semua fitur socmed buat dapet exposure maksimal, termasuk live, chat, story, dll.
Gw pernah handle socmed politikus, pemimpin daerah. Salah satu strategi yg dipake adalah live.

Ternyata byknya pertanyaan membuat rolling sgt cepat. Ini yg gak diantisipasi.

Akhirnya bingung sendiri mau jawab yg mana hahaha

Tapi cara ini sukses dongkrak engagement :)
4. GAK PASANG TRACKING > buat gw, perbedaan digital dan marketing konvensional adalah di-tracking-nya. Semua yg digital bs ditracking sampe sangat detail.

Gini, kl lo pasang billboard besar & mahal di jalan utama di kota lo, siapa yg liat gak bisa diidentifikasi secara presisi.
Nah, dgn digital, semua berbeda. Siapa yg liat socmed, siapa yg klik link, pake hape apa yg ngeklik, pake provider internet apa, semua ketahuan.

Pasang tracking yg bener. Gunanya banyak, bisa buat profiling, re-marketing atau create look-a-like audience.
5. GAK PAKE CUSTOMER SERVICE > Ada brand yang mempunyai dedicated tim, konten yang bagus tapi gak punya waktu buat balesin komen. Ini akhirnya menjadi sia-sia.
Inget, inti dari engagement adalah conversation.

Jadi respon terhadap pertanyaan, troubleshooting, solusi komplen, dll menjadi sangat penting. Musti ada orang khusus buat ini.

Penting juga melakukan ini buat dpt feedback, queries bahkan pre-sale dan after-sales dari customer.
6. GAK PUNYA SOCMED POLICY > Ini penting banget padahal.

Banyak public figure yang gak sadar, dipikirnya socmed itu personal. No way, ketika sudah menjadi public figure, socmed itu sangat....public.

Jadi musti ada do & don't. Aturan yang dibikin buat kebaikan dirinya sendiri.
Bayangin gini,

Person yg lo handle, follower jutaan, lg berantem sama bininya di rumah. Tiba2 ngetwit curhat atau maki2 atau ngeluh.

Matek. Rusak image yg sudah dibangun lama.
Kalo di company, hrs ada aturan admin bisa koordinasi kemana dan jawab pertanyaan yang seperti apa. Kemudian managernya bertanggung jawab atas queries seperti apa.

Jangan sampe pas salah posting, nanti disusul dengan notifikasi akun di-hacked. Banyak nih yang kayak gini..hehehe
7. SOCMED GAK TERINTEGRASI > Bukan, maksudnya bukan sekali posting di FB trus keposting di semua socmed :)

Setiap platform punya keunggulan masing2.

Customer make platform jg based on 3 hal: User Experience, temennya banyak ada dimana & tujuan, baik sosial/profesional.
Setiap kali rapat editorial utk menentukan tema atau topik konten, pastikan lo mempunyai customized-content di setiap platform.

Utk campaign yg sama, video contest jgn ditaruh di twitter, taruh di IG atau FB. Video pendek dgn kemungkinan viral, twitter jd tempat yg paling pas.
8. TERLALU FORMAL, GAK 'MANUSIA' > Ini kesalahan mendasar sebetulnya. Suka dilupakan bahwa ini adalah sosial media, tempat individu bersosialisasi. Jadi, please be more human than human.

Gw selipin lagunya White Zombie nih...more human than human.....

>>
Maksud gw, bertingkahlah seperti manusia di socmed. Kadang saling ledek sama kompetitor, bertingkah lucu, bikin joke.

Ini lg happening sih, liat admin2 tentara atau korporat/startup yang sekarang pada bikin joke receh. Leh ugha..
9. GAK MAU DIBANTU SOFTWARE > Udah banyak bgt software yg bisa bantu company ngawasin pergerakan socmed-nya.

Gw nemu beberapa perusahaan yg gak mau invest di software karena merasa tim socmed sdh sakti.

Padahal software bs bantu banyak. Ini pilihannya: buffer.com/library/social…
Itu sih biasanya kesalahan2 yang nongol pas kita mau masuk ke Social Media Marketing.

Walopun secara umum, banyak brand yang sudah makin sadar socmed itu penting, tapi kesalahan ini masih ada aja.

Dikit lagi saatnya makan siang. Have a goodday good people!

-- end
Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh.

Enjoying this thread?

Keep Current with Wientor Rah Mada⚡

Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Follow Us on Twitter!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just three indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3.00/month or $30.00/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!