~Kisah Nyata ~
#bacahorror @bacahorror
_Belut Putih yang masih menjadi misteri..
_Utas.
CC seniorku @kirekswasta
ketika itu aku masih duduk dibangku Sekolah Dasar..
perbatasan antar Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur,
paling selatan Kab. Blora..
banyak pohon-pohon besar dan rindang..
siang kerja..
malamnya santai,
ada yang di warung kopi..
ada pula yang cari hiburan nonton TV..
Belajar Al Qur'an, Tata cara Sholat, Berzanjinan..
yang paling aku suka cerita tentang kisah nabi-nabi..
begitu rutinitas setiap habis sholat magrib di masjid.
setelah Isya' baru buyar..
pulang..
Hehe..
Ya memang yang punya TV di lorongku saat itu baru lek Kusin.
Jadi.. tiap malam rame anak-anak pada nonton bareng Film Pendekar Rajawali kala itu..
Bapak mengajakku untuk mencari belut di tegalan mbah cup.
ketika itu musim hujan, jadi banyak genangan air di tegalan.
daan... banyak belutnya di selokan dan tempat genangan air.
tapi ini sudah 1 jam belum dapat satupun..
akhirnya kami memutuskan untuk pulang saja..
tapi ya sambil mengawasi sekitar selokan tegalan dengan tangan kiri memegang lampu petromak dan tangan kanan memegang sabit,
teriakku sambil memukul belut yang ada di depan kakiku dengan sabit bagian belakangnya yang tumpul itu.. ..
terlihat belut warna putih terpotong menjadi dua,
mungkin terlalu keras mukulnya..
"Mana belutnya?"
""iii.... ni"..
Jawabku sambil menunjuk ke arah kakiku sambil terheran-heran...
"mana?"
tanya bapakku lagi.
"tadi ada belut warnanya putih, lumayan besar aku pukul pakai sabit ini dan putus jadi 2, tapi ..."
belum aku selesai cerita..
bapak menarik tanganku dan menggandengku.
bapak jalannya cepat sekali. tak seperti biasanya bapak seperti orang yang ketakutan..
aku diam saja mengikuti langkah bapak.
tak ada percakapan sampai di rumah..
kata bapak sambil mematikan petromak dan menaruh bak yang kosong.
aku meletakkan sabitku dan bergegas ke kamar mandi cuci kaki, wudhu dan langsung menuju ke kamar..
ketika pagi bangun,
tak seperti biasanya,
bapak duduk tertidur sambil memegang tanganku.
biasanya bapak tidur di kamar sama ibu dan adik perempuanku.
aku menggoyangkan tanganku yang dari tadi dipegang bapak.
"oh iya le... semalam ngimpi apa?" tanya bapak.
"gak mimpi apa-apa"
aku heran, dan memang gak mimpi apa.
kami berjalan menuju masjid dan sholat berjama'ah.
setelah itu membaca Al qur'an dan pulang seperti rutinitas tiap hati..
tagihku setelah sampai rumah..
kami duduk di kursi kayu panjang yang sudah agak keropos karena usianya.
aku : "gak pak.."
bapak : "Lha semalam pas tidur koq teriak-teriak sambil nangis?"..
Aku : "Masak to pak?"
aku heran dan tak ingat apapun, karena memang aku tidur pulas sekali malam tadi.
masih lumayan panjang...
maaf agak lama, karena harus ikut rutinan Yasin Tahlil..
bapak menceritakan semua yang aku alami ketika tidur.
Hingga akhirnya bapak memegang tanganku sampai pagi tadi.
"kamu teriak, minta maaf sambil nangis,..
bapak mencoba membangunkanmu, tapi kamu tetap teriak dan gak membuka mata sama sekali"..
ucap bapak sambil mengisap rokok yang beliau buat dari tadi.
..
sebenarnya bapak mulai merasa takut ketika aku mengatakan habis memukul 'Belut Putih' tadi malam.
kalau ada pencari belut koq ketemu belut putih, mereka mohon izin untuk mengikhlaskan belut yang sudah ditangkapnya dan langsung pulang.
bapak berdoa semoga itu hanya mitos dan semoga tidak terjadi apa-apa padaku.
Hehehe..
memang aku terkenal anak yang bandel dan cuek..
bapak lantas bergegas pergi ke sawah dan aku berjalan menuju ke kamar mandi..
memang kegiatan sehari-hari sebagai anak sekolah yang rajin tapi bandel..
semua berjalan seperti biasa, sekolah pulang lanjut Ngaji di Madrasah Diniyah,
sampe jam 4 sore..
main hingga menjelang magrib dan ngaji.. seperti biasa..
sekitar pukul setengah 8 malam aku pulang dari nonton TV dirumah lek Kusin.
jaraknya dengan rumahku sekitar 300 meter lah..
satu RW tapi beda lorong saja.
waktu itu aku pulang duluan karena sudah ngantuk sekali..
dan aku melewati tempat dimana kemarin malam mencari belut sama bapak..
aku coba menengok tempat belut putih yang aku pukul semalam..
entah makhluk apa itu yang sedang berbaring di tempat belut yang aku pukul kemarin.
saat ibunya menengok ke arahku..
"Bapaaak.."
aku berteriak sambil lari menuju ke rumah.
Rata..
Rambutnya panjang tapi tak teratur..
Mahluk apa itu....
sampai di rumah, pintu masih terbuka.
Tak ku jumpai bapak dirumah.
"Ada apa koq lari-lari?"
Tanya ibu yang masih ngemas gula, ibu jualan kebutuhan pokok dirumah.
jawabku sambil tergesa-gesa dan langsung menuju kamar.
aku gak berani cerita sama ibu karena masih takut.
dan langsung tidur, sampai pagi..
padahal aku saat itu merasa menggigil kedinginan,
tapi kata bapak badanku panas sekali.
kata dokter aku kecapean.
karena 3 hari panasku tak turun, bapak sowan ke rumah kyai dikampungku untuk dimintakan doa.
Alhamdulillah malamnya demamku mulai berkurang.
kemudian bapak sholat dua rokaat dan meminta ampunan kepada Allah atas kesalahan yang ku perbuat.
Saling menghormati itu kuncinya.
Makanya orang jawa selalu pamit ketika memasuki tempat baru.
Sekian..
Terima Kasih.