#bacahorror @bacahorror
@kirekswasta
~~ Kisah tentang perempuan yang minta bonceng mau ke pasar di tengah malam ~
__Sebelum mati lampu.. nulisnya agak sore.
aku santri yang juga sebagai mahasiswa,
Mondok dan kuliyah di daerah Tuban jawa timur.
tapi mau gimana?
aku nikmatin saja, demi mewujudkan keinginan orang tua.
demi masa depanku juga.
Tapi tak bisa seenaknya kemana-mana kecuali untuk pergi kuliyah, memang jaraknya tempat kuliyah dan pesantren lumayan jauh.
Jadi diizinin bawa motor oleh pak yai.
Jam 4 sore kegiatan pesantren sudah mulai padat sampai malam jam 10 baru selesai.
Tagihan sudah muncul, syarat ikut ujian harus lunas..
Ketika aku telephon itu pas hari rabu..
Tapi aku bilang uang cash saja, malam jumat nanti aku pingin pulang saja ambil uangnya di rumah, sekalian mau ambil baju ..
Ada beberapa baju yang ketinggalan pas aku pulang bulan kemarin..
Tapi syaratnya harus ijin pak kyai kalau mau pulang. dan wajib nanti pagi langsung balik lagi.
membaca maulid diba'.
tidak semua santri ikut, karena yang penting ada perwakilan yang baca.
karena jam segitu semua kegiatan yang menggunakan pengeras suara harus berhenti menghormati warga di sekitar pesantren yang sudah waktunya istirahat.
apalagi malam jum'at, setelah subuh gak ada kegiatan ngaji.
aku tengok kediaman pak kyai sudah tutup.
Aku belum ijin kalau mau pulang..
memang aku santri yang lumayan bandel siih...
lumayan... hehe.
pikirku begitu.
memang rencananya setelah subuh sudah sampai pesantren lagi.
karena aku harus melewati hutan yang cukup panjang dan gelap.
daerahnya perbukitan jalannya naik turun dan banyak belokan.
Tapi aku sudah biasa lewat situ.
..Sendirian..
Paling di rumah cuma 1 jam terus balik lagi,..
lumayan ngebut,
melewati perkampungan dan akhirnya sampai di hutan yang jalannya berkelok-kelok, karena memang daerah perbukitan.
lewat banyu urip....
banyak pohon jati dan mahoni besar disepanjang jalan hutan yang aku lewati.
...Gelap...
hanya lampu sepeda motorku satu-satunya penerangan jalan yang ku lewati.
karena jalan aspalnya lumayan mulus dan saat itu musim kemarau jadi jalannya kering dan enak untuk dilewati.
sekitar 2 KM lagi akan sampai di perkampungan lagi..
sudah terlihat lampu-lampu kemerlap dari jauh..
karena disitu aku lihat ada ibu-ibu yang melambaikan tangannya memberhentikan aku.
"Mas mau ke arah cepu?"
Tanya wanita itu kepadaku sambil menggendong keranjang kecil entah apa isinya dan menjinjing tas yang penuh dengan daun pisang.
Jawabku tanpa rasa curiga sedikitpun.
"Ikut ya mas, sampai ke Cepu nanti tak kasih upah"..
"Monggo bu"..
memangku keranjangnya dan menitipkan tasnya kepadaku untuk ditaruh di depan.
cerita
tentang jualannya,
tentang keluarganya,
bahkan aku ditawarin jadi mantunya,
katanya punya anak gadis yang usianya sekitar 20 tahun,
terpaut 2 tahun lebih tua saya.
Jongkong itu makanan tradisional yang terbuat dari tepung aren yang di rebus, warnanya hitam dan rasanya kenyal, enak dimakan pakai parutan kelapa.
Kalau gethuk pasti sudah tau semua kan?
beliau sudah jualan itu sudah lebih dari 15 tahun katanya..
biasanya sih jalan kaki dari rumahnya ke cepu..
Jauh bener.. pikirku.
biasanya perjalanan 2 jam sudah sampai kata wanita itu.
aku bertanya
"Lha ibu rumahe mana? koq tadi ketemu aku jauh dari kampung?
Aku mangguk-mangguk saja, karena memang gak begitu faham daerah situ. hehe.
sambil menepuk pundakku.
"Nggih bu"
jawabku sambil memperhatikan jalan di depan yang memang sudah mau melewati jembatan.
Langsung aku rem motorku dan wanita itu turun dari motor.
sambil menurunkan keranjang yang dari perjalan tari dipangku.
aku berhenti di depan pos kamling yang terlihat sepi.
aku menolak pemberian wanita itu, tapi dia terus mengulurkan bungkusan daun pisang yang sudah dimasukkan di kresek hitam itu kepadaku.
akhirnya aku terima pemberian wanita itu
.
"iya bu"
jawabku sambil menyantolkan bungkusan kresek hitam itu di motorku.
aku heran, karena memang disitu hanya ada pos kamling dan ada lorong kecil saja..
"Masuk situ lo mas, nanti kalau habis subuh ramainya"..
sambil menunjuk arah masuk lorong itu.
Sudah aku pamit, untuk melanjutkan perjalanan.
"hati-hati ya mas"..
pesan wanita itu padaku.
sudah sekitar 5 menit perjalanan aku tak sadar kalau tas ibu tadi dititipkan tadi masih di motorku..
aku kebut supaya cepat sampai ke lokasi tempat wanita itu turun dari motorku..
Sampai di depan pos kamling warna merah, aku parkir motorku di depan pos kamling.
sepanjang jalan kaki masuk lorong itu kanan kiri banyak pohon asem besar dan kamboja.
aku tak menemukan ada tanda-tanda manusia disitu..
"Bu... ibu.."
aku coba panggil. kali aja ada yang jawab.
ada keranjang yang sama persis dibawa wanita yang aku bonceng tadi.
tapi tak ada siapa-siapa disitu..
"Ibu... buu.. ibu..
ini tasnya ketinggalan"
tak ada yang jawab..
Sudahlah aku tarus saja tas itu di deket keranjang yang aku yakin itu milik wanita yang memboncengku tadi..
Semua wajar saja menurutku,
yang saya heran kemana ibu tadi?
sudah...
aku balik jalan untuk menuju motorku..
karena penasaran aku coba mendekati benda itu..
Praak...
kendil itu jatuh dari atas batu, karena tanganku meyenggolnya pas jatuh.
Mau otw dulu..
nanti malam tak lanjutin ceritanya .
#memetwet
betapa kagetnya aku ternyata kendil jatuh tadi dari atas batu nisan.
aku menengok sekitarku, banyak batu nisan berjajar.
aku berada di tengah kuburan.
rupanya dari hutan tadi yang aku bonceng bukan manusia,.
aku tetap tenang, walaupun bulu kuduk berdiri dan jantung berdebar-debar.
aku hanya tersenyum dan Alhamdulillah hanya mengalami hal ini,
tak sampai melukaiku.
tapi kalian bisa bayangkan berada di tengah pemakaman yang sepi sendirian..
Walaupun berani tapi tetap saja rasa takut ada di dalam diriku.
Aku ambil motorku.
"Bismillahirrohmanirrohim"..
ku tancap gas meninggalkan tempat itu..
membayangkan hal yang tidak-tidak terjadi padaku.
aku bawa sampai pulang ke rumah.
memang jongkong asli..
tapi aku gak berani makan, membayangkan siapa yang memberiku tadi.
😊😊
langsung aku parkir motor di depan rumah dan masuk lewat pintu belakang.
Maklum di kampung, pintu hanya diganjal kayu dan aku sudah hafal cara membukanya.
"Koq sampe pagi gini to nek pulang?"
tanya bapak seusai salam,..
"Iya pak, dari pondok tengah malam, diganggu Demit juga tadi dijalan"..
aku ceritakan mulai keluar pesantren dab semua kejadian yang aku alami selama perjalanan tadi,
Beliau malah menertawaiku..
bapak kan sudah pesen, ijin pak kyai kalau mau pulang,
beliau itu kan orang tuamu juga kalau di pesantren..
semoga ini jadi pelajaran buatmu untuk tidak menyepelekan pesan bapak"..
nasihat bapa sambil mengelus-elus punggungku..
dan meminta maaf karena semalam habis pulang tapi tidak ijin..
semenjak kejadian itu, aku tak berani lagi pulang tengah malam sendirian tanpa ijin..
Semoga jadi pelajaran buat kita semua ya..
Terima Kasih.