Profile picture
Big Alpha @BigAlphaID
, 44 tweets, 5 min read Read on Twitter
Oke, untuk mengerti pelemahan Rupiah harus baca thread ini dulu.
Pelemahan Rupiah kali ini adalah kombinasi dari beberapa hal. Sebelum krisis Turki dan Argentina, emerging markets (termasuk Indonesia) memang sudah berada dalam tekanan.
Alasannya sederhana, memegang aset di emerging market terasa lebih berisiko daripada memegang aset di developed countries. Jadi, dengan naiknya suku bunga di US, imbal hasil yang ditawarkan di US terlihat lebih menarik daripada invest di negara2 berkembang.
Buat apa invest di negara berkembang kalau invest di negara maju menawarkan return yang mirip. Logika sederhana, bukan? Oleh karena itu, investor pun berduyun-duyun meninggalkan emerging market, termasuk Indonesia.
Apalagi ditambah dengan krisis yang dialami Turki dan Argentina, membuat investor semakin takut krisis ini akan menjalar ke negara-negara berkembang.
Lalu kenapa Rupiah yang paling keras terdampaknya?
Indonesia adalah salah satu dari negara Asia yang mengalami current account deficit atau defisit neraca perdagangan (selain India dan Philipines).
Defisit neraca perdagangan itu adalah ketika impor lebih besar daripada ekspor. Kebutuhan kita terhadap dolar lebih besar dari kemampuan kita untuk menghasilkan dolar. Kalau peribahasa nya 'besar pasak daripada tiang'.
Dari dulu sih Indonesia memang rutin defisit, tapi belakangan defisit itu semakin lebar dengan meningkatnya kebutuhan impor indonesia.
Defisit ekonomi seperti ini sangat rentan terdapat keluar masuknya dana asing. Apalagi, investor asing itu memegang hampir 40% surat utang pemerintah (salah satu yang tertinggi di negara2 berkembang Asia). Jadi ketika mereka cabut dari Indonesia, efeknya sangat terasa.
Apalagi, Indonesia juga budget defisit, yang artinya pemerintah tetap membutuhkan pinjaman untuk membiayai APBN.
Efek cabutnya investor ini sejauh apa? Well, sejauh ini Rupiah adalah mata uang dengan performa terburuk kedua di Asia (setelah India). Nilai tukar rupiah udah hampir menyentuh level terendah di krisis tahun 1998.
Meskipun begitu, kondisinya berbeda. Year to date, Rupiah melemah sekitar 8% (dari Rp13 ribuan ke Rp14.800an). Berbeda dengan tahun 98 yang terjun bebas dari Rp2ribuan ke Rp15 ribuan dalam jangka waktu yang lumayan cepat.
Kalau Rupiah melemah sekitar 8% sejak awal tahun, IHSG juga begitu, year to date, IHSG sudah minus sekitar 7%. Investor asing tentu saja menghindari investasi di Indonesia, karena jika Rp terus melemah, return mereka dalam $ akan semakin kecil.
Investor lokal melihat investor asing pada angkat kaki, ya ikut2an, akhirnya efeknya berantai. IHSG akan terus tidak bertenaga seiring melemahnya Rupiah.
Lalu pemerintah dan BI udah ngapain aja untuk menanggulangi pelemahan Rupiah ini?
BI sudah menaikkan suku bunga beberapa kali, yang memberikan isyarat ke investor asing 'eh, investasi di Indonesia juga menguntungkan lho!'
BI juga sudah membeli surat berharga di pasar dengan mengorbankan cadangan devisa kita yang berupa dolar. Intinya menambah supply dolar di pasar agar dolar terasa lebih murah.
Pemerintah ngapain? 1. Pemerintah sudah membatasa impor. Berita Sri Mulyani yang bakal mengenakan tarif impor sudah ada dimana-mana, tujuannya agar arus impor tidak terlalu kencang.
2. Kuota produksi batubara nasional sudah ditambah sekitar 100 juta metric ton. Tujuannya agar ekspor batubara lebih kencang, mengingat harga komoditas unggulan Indonesia ini lagi bagus. Tujuannya simple, agar stock dolar bertambah hasil penjualan batubara.
3. Pemerintah juga sudah mengeluarkan peraturan biodiesel (B20). Intinya mencampur bbm yang kita konsumsi dengan minyak sawit, untuk mengerem impor bbm kita (karena porsi impor bbm adalah impor terbesar Indonesia saat ini).
Apakah langkah-langkah ini akan berhasil? Well, BI bilang kalau fundamental ekonomi kita lebih baik dari Turki dan Argentina.
Tapi ini belum berakhir, The Fed masih berencana untuk menaikkan lagi suku bunga mereka dan pasti akan berdampak lagi ke mata uang kita.
Apakah ini pernah terjadi sebelumnya? Pernah, dulu ada yang namanya 'taper tantrum' sekitar tahun 2013, ketika The Fed pertama kali mengeluarkan ide naiknya suku bunga dan menarik stimulus ekonomi mereka. Waktu itu Rupiah melemah lebih dari 25% dalam setahun.
SMI bilang kondisi kita tahun ini lebih baik dari 2013 mengingat cadangan ekonomi yang lebih besar dan inflasi yang lebih rendah.
Lalu efeknya apa orang-orang biasa? Kayaknya ekonomi baik-baik aja nih? Harga-harga masih terjangkau.
Untuk masyarakat biasa, mungkin efeknya belum terlalu berasa. Kecuali anda bergerak di bidang ekspor impor. Beli barang di luar, jual di dalam negeri. Inflasi kita masih sekitar 4%.
Yang paling nanti mulai terasa adalah naiknya harga barang-barang elektronik (komputer, hp, dll) dan mobil-mobil impor.
Tapi secara jangka panjang, multiplier effect nya tentu akan terasa. Jika Rupiah terus melemah, bisnis dan industri tentu akan terganggu.
Misal, industri roti atau mie instan. Jika dolar terus naik, impor gandum akan terasa lebih mahal, efeknya mereka akan menaikkan harga jual.
Ketika harga jual sudah tidak mungkin lagi dinaikkan, pasti akan ada biaya lain yang dikorbankan. Dan yang paling gampang, adalah biaya tenaga kerja. Iya, PHK.
Tapi itu masih jauh lah, pemerintah optimis ekonomi kita kuat menahan guncangan. Dan analis luar juga masih percaya diri terhadap Indonesia. rating Indonesia masih cukup baik di mata investor luar.
Pemerintahan Presiden Jokowi juga gak akan tinggal diam lah melihat fenomena pelemahan Rupiah ini. Pilpres tahun depan, dan Rupiah melemah bukan bahan kampanye yang bagus.
Jika dikaitkan dengan pilpres, sayangnya kita belum melihat alternatif yang ditawarkan oposisi untuk menanggulangi pelemahan Rupiah.
Pemerintahan Jokowi gak salah dong? Ya dibilang nggak salah, keliru juga. Karena defisit neraca perdagangan adalah salah satu faktor pelemahan Rupiah saat ini. Padahal, beberapa tahun yang lalu, harga minyak dunia sangat rendah. Yang harusnya mengurangi beban impor bbm.
Dan di RAPBN 2019, asumsi nilai tukar rupiah itu Rp14.400. Kalau untuk sekaliber APBN saja asumsi nilai tukar rupiah meleset jauh, bisa kacau balau perencanaan keuangan negara.
Pemerintahan Jokowi udah mati2an kayaknya mempertahankan Rupiah. Kuota batubara, kebijakan biodiesel, membatasi impor, bebas visa untuk turis asing. Tujuannya agar dolar datang ke Indonesia.
Yg belum dilakukan adalah menaikkan harga bbm bersubsidi. Jika harga bbm naik, impor bbm (yg merupakan porsi impor terbesar kita) akan terpengaruh.

But then again, harga bbm naik bukan bahan kampanye yg baik.
Trus apa yg bisa kita lakukan sebagai warga negara? Bantulah pemerintah menjaga kondisi keuangan negara. Jangan jadi spekulan dolar, investasi di pasar modal, beli surat utang negara, dll.
SBR udah bisa dibeli retail kok. Baca di sini
Semakin banyak investor lokal yg berkontribusi, semakin kuat ekonomi Indonesia dalam menghadapi capital outflows.

Jadi 'batuk' di ekonomi Amerika, gak bikin ekonomi Indonesia ikutan 'demam'.
Jumlah investor Indonesia cuma sekitar 1.2juta orang, alias masih sekitar 0.5% dari total jumlah penduduk.

Dengan jumlah penduduk yg lebih sedikit, Malaysia dan Singapura sudah di atas kita. Malaysia punya sekitar 2.49jt investor. Singapura ada 1.5juta investor.
Oia, kita punya channel telegram juga lho.
Silakan join t.me/bigalphaid
Rupiah 1998 vs Rupiah 2018.
Missing some Tweet in this thread?
You can try to force a refresh.

Like this thread? Get email updates or save it to PDF!

Subscribe to Big Alpha
Profile picture

Get real-time email alerts when new unrolls are available from this author!

This content may be removed anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just three indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member and get exclusive features!

Premium member ($3.00/month or $30.00/year)

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!