"UNTUK APA KAMU KESINI?!", bentaknya lagi dalam tatapan yang penuh amarah. Aku terdiam, takut untuk salah mengambil langkah.
"Apa ini halusinasi? Aku gak percaya ini, aku pikir aku diundang mereka kesini tapi, kenapa mereka mengusirku?", batinku tidak percaya.
"Putri, kamu gak apa-apa?!", tanya Anjas panik
"Anjas, kita harus keluar dari sini, aku ke toilet dulu.", jawabku dengan wajah pucatku.
Aku keluar dari toilet dan mengajak Anjas untuk pergi lagi menuju bilik candi.
Spontan aku bertanya kepada Anjas "Kamu haid?"
"Iya.", jawabnya
"YO, PANTES!!", teriakku.
"Orang haid ga boleh masuk candi!!", teriakku
"Jadi ini yang bikin kamu sempoyongan tadi? Gegara aku haid?", tanyanya panik
"Iya!", teriakku seakan ingin menangis
"Aduh, maaf Putri! Aku gak tahu, maafin aku!", responnya memelas.
"Tunggu dulu, harusnya yang 'diserang' Anjas dong, kan dia haid. Kenapa aku?", gumamku bertanya-tanya
"Nggak, nggak mungkin, pasti lebih dari itu.", batinku curiga.
"Ah iya, beliau penghuni disini. Gak ganggu kok.", jawabku santai. Penghuni di rumahku adalah sesosok kakek tua yang juga bertempat tinggal tak jauh dari rumahku.
Untuk malam Jumat minggu depan, aku akan bercerita awal mula aku belajar semedi jadi, stay tuned ya!!