My Authors
Read all threads
"Kulo Nuwun"

Thread
(based on true story)

Satu kata yang terlupa, membuatmu celaka.

#bacahorror
#memetwit
@ceritaht Image
Kisah ini adalah kisah Almarhum Bapak aku.
Hari ini, hari minggu. Kami sekeluarga berencana berkunjung ke rumah kakek dan nenek. Memang kami sering sekali kerumah kakek dan nenek dari ibuku yg mrmang tidak terlalu jauh dari rumah hanya beberapa kilometer.Kami sering diminta bantuan kakek dan nenek untuk membantu di ladang
atau sawah. Pagi pagi sekali kami sudah sampai kerumah kakek dan nenek (mbah) dengan diantar bapak menggunakan sepeda. Tapi kali ini bapak akan kembali lagi kerumah karena ada pekerjaan. Bapak dimintai bantuan seorang saudara jauh di kampung sebelah.
Pagi itu bapak seperti
kurang bersemangat. Entah karena kurang sehat atau memang sudah firasat.
Ibu ku sempat membujuk bapak.
Ibu : "Ono opo pak? kog dhahare orak koyo biasane?"(Ada apa Pak?kog makannya gak kayak biasanya?)(ibu memperhatikan makan bapak yg tidak lahap seperti biasanya)
Bapak :"Orak opo opo buk, rodok aras2en wae karo kerjaane iki".(Gak apa apa bu, agak ragu2 saja sama kerjaan ini)
Ibu :"lha kenging opo? Opo kurang sehat?"(Lha ada apa? apa kurang sehat?)
Bapak :"Orak bu, Orak nopo nopo".(Gak bu, Gak kenapa kenapa)
Ibu :"Nak kurang penak awake,
orak sah ditandangi wae pak, wes ning kene wae, ngewangi Pak e Mak e".(kalo gak enak badannya, tidak usah dikerjakan saja pak, sudah disini saja bantuin Mbah)

Bapak :"Lah ojo buk, Orak kepenak wes ket minggu wingi janjeni, wong.e yo ngenteni".(Lah jangan bu, tidak enak sudah
dari minggu kemarin janji, orangnya juga nungguin)

Ibu :"Yo wes pak, tapi iki jamu ndog kampung sek ben awake penak yo"(Ya sudah pak, tapi ini jamu telur kampung dulu ya biar badannya enak)(sambil menyodorkan dua telur kampung dan gelas)

Bpk hanya menerima dan segera meminumnya
kemudian pamit berangkat.

Bapak : "mangkat sek yo buk"
(berangkat dulu ya buk)

Ibu :"Iyo pak ati ati, Nak awake orak kepenak leren wae ojo diteruske".(Iya pak hati2, kalo badanya gak enak istirahat saja jangan diteruskan)

Bapak mengangguk dan segera menggowes sepeda tuanya.
Setelah melihat bapak berangkat. Kami segera bersiap ke ladang mbah. menyiapkan peralatan yg akan dibawa keladang dan membawa satu kendi air minum.
Kami semua cukup sibuk diladang untuk memulai tanam benih jagung baru.
Semua saudara ikut membantu.
Menjelang Dzuhur kami disuruh
Mbah untuk bersih2, istirahat, sholat dan makan bersama kembali ke rumah mbah yg tidak jauh dari ladang.

Kami pun kembali kerumah mbah. Setelah sholat dan makan rencananya kami akan kembali melanjutkan pekerjaan diladang. Kami semua istirahat sebentar diteras rumah mbah sambil
berbincang banyak hal. Beberpa saudara menanyaiku kapan dilaksanakan ujian nasional untuk kelas 6 SD. Ya waktu itu aku sudah kelas 6 SD. Sekitar sebulan lagi akan diadakan ujian nasional.
Kedua kakak ku pun sama mereka sudah tingkat akhir akan ujian nasional SMK dan SMP.
Setelah berbincang kami bersiap kembali ke ladang. Saat itu sekitar pukul setengah 2 siang. Tiba tiba ada seseorang datang ke rumah mbah menggunakan sepeda motor. Dia beenama Mas Kimin (saudara jauh bapak) seperti terburu2 dan bertanya2 dimana ibu.
Kami pun memanggilkan ibu yg
sedang ada di dapur.
Ibu keluar tergopoh2, seolah ibu tahu kabar apa yg dibawa mas Kimin. Wajahnya tampak cemas dan khawatir sekali.
Ibu :"Ono opo Min? Ono opo? kok mrene?"(Ada apa Min? Ada apa? kok kesini? )

Mas Kimin :"Kui lik, Lik Gi, Lik Gik kecemplung sumur".(itu lik, Lik
Gi, Lik Gik, jatuh dari sumur)(Mas Min biasa memanggil bapak ibu ku dengan bulik dan paklik / om tante)

Ibu langsung duduk dibangku panjang yg ada diteras rumah mbah. Air matanya mengalir deras. Aku dan kakak ku pun sangat terkejut mendengar kabar ini. Segera bulik2 kami
menenangkan ibu dan mengusap bahunya agar sedikit lega.

Mas Kimin :"Ayo lik, ndang disusul, ayo mbonceng nggo motorku".( Ayo lik, cepat disusul, ayo bonceng pake motor ku)

ibu segera bangun, mengusap air matanya mengambil sandal dan menggandeng adik ku untuk ikut bersamanya.
Tanpa sepatah katapun ibu membonceng motor mas Kimin menyusul bapak.
Aku dan kedua kakaku yg masih syok ditinggal begitu saja dirumah mbah. Bulik2 berusaha menenangkan kami dan mengajak kami terus berdoa agar bapak baik2 saja.
Walaupun kami masih tidak bisa membendung air mata.
Sore hari aku dan kedua kakakku diantar salah satu bulik pulang kerumah naik bus. Di depan rumah sudah ada Pak dhe (kakak bapak) dan beberapa tetangga yg menunggu kami pulang. Pak Dhe berpesan pada kami Bapak dibawa ke kota S*l*t*g* disalah satu pengobatan sangkal putung ternama.
dan ibu akan menunggu bapak bersama adik kecilku disana. Kata Pak Dhe, mungkin bapak akan dirawat lama disana. Kami hanya mengangguk tanda mengerti. Walaupun kami tidak diberitahu kondisi bapak seperti apa.
Untuk menjaga kami, nenek dari ayahku dimintai tolong untuk tinggal sementara dirumah. Walaupun akhirnya kami yg lebih menjaga dan merawat nenek daripada kami yg dijaga. 😆
Untung saja kami cukup mandiri. Yang sering kali kami di asuh oleh bulik Y (adik termuda ibuku)
yg juga bolak balik ikut menjaga bapak ditempat pengobatan dan seting pulang melihat kondisi kami.Karena memang saat itu ibu benar2 tidak bisa meninggalkan bapak walaupun sebentar.
Bulik Y rela bolak balik dari kota semarang ke kota pengobatan ayahku menggunakan bus antar kota
padahal dari kota kami kota tempat pengobatan bapak butuh waktu minimal 3 jam bila menggunakan kendaraan sendiri. Bagaimana dg bus kota yg lebih sering berhenti?.

Saat itu aku sangat sedih. Karena saat akan ujian nasional tidak ditemani bapak dan ibu dirumah. Kakakku sering
pulang sore karena mereka juga disibukkan dg pelajaran tambahan untuk ujian nasional mereka.

Cukup lama bapak berada ditempat pengobatan. Bahkan aku dan kakakku nyaris tak bisa kesana. Aku cukup beruntung diajak sekali kesana bebarengan dengan warga yg akan membesuk bapak dg
menyewa mobil angkutan kota. Itupun karena mereka kasihan melihatku. Sampai disana aku melihat bapak yg terbaring di ranjang kayu. Kedua kakinya dibalut. dan nampak sangat besar.
Masih terlihat seperti cairan merah darah merembes dari balutan itu.
Karena masih harus sekolah aku ikut pulang bersama warga.
Sebulan lebih kami menunggu bapak pulang. berharap bapak sehat kembali.
Bapak akhirnya pulang setelah hampir satu setengah bulan di tempat pengobatan.
Tapi bapak belum benar2 sehat. Bahkan bapak masih harus dibopong.
bersambung......
unyil minta dbacakan buku nabi dulu ini 😁
saya lanjut sebentar..

Bapak memang sudah pulang. Walaupun kondisinya masih belum bisa dikatakan baik. Mungkin bapak ibu mengkhawatirkan kami anak2nya yg dirumah. Dan juga biaya hidup disana dan untuk kami dirumah juga sudah menipis. Ibu mengatakan juga penanganan disana sudah
tidak sebagus dulu yg orang2 katakan, karena sudah gnti penerus baru. Kata ibu bapak disana dibiarkan cukup lama. Kakinya hanya dibalut dan sangga papan. Pernah satu ketika perban kedua kaki bapak menjadi berbau busuk dan mengeluarkan cairan kuning yg cukup banyak. Ibu sudah
berkali2 memanggil penanggung jawab pengobatan tapi hanya mengatakan tidak apa2. Karena bapak mengeluhkan rasa nyeri yg dahsyat dikedua kakinya. Ibu memberanikan diri membuka balutan perban. Alangkah terkejutnya, luka bapak malah memburuk menjadi busuk mengeluarkan nanah bahkan
trdapat byk belatung kecil pada lukanya.Ibu segera berlari memanggil perawat pondok sangkal putung dan menunjukan luka bapak yg seperti itu.

Karena dirasa perkembangan pengobatannya kurang baik. Ibu dan bapak memutuskan pulang kerumah sambil mencari alternatif pengobatan lain.
Ibu mengatakan cukup kecewa pada pemilik rumah yg meminta bntuan kepada bapak. Dari sekian tempat pengobatan kenapa harus memilih di tempat itu yg sangat jauh dari kota kami. Sedangkan di kota kami ada banyak rumah sakit besar. Pengobatan alternatif juga banyak. Kenapa harus
dibawa kekota lain. Padahal kondisi bapak saat itu sangat parah. Kedua mata kaki bapak hancur. Tulang mata kaki sudah tak berbentuk. Dan mengeluarkan banyak darah. Dan pada saat diajak kesangkal putung itu luka kaki bapak yg remuk itu hanya dibalut kain, sehingga darah masih
rembes kemana mana. Yang lebih menyedihkan lagi Bapak dibawa ke kota itu menggunakan mobil bak terbuka dengan kondisi separah itu dan kesakitan. Padahal kekota itu butuh waktu minimal 3 jam. Bayangkan bagaimana rasasakitnya. Kedua mata kaki hancur dan dibawa jauh tanpa penanganan
medis yg cepat dan tepat.
Bukankah ke Rumah Sakit daerah hanya butuh waktu 10 menit? kenapa aneh sekali dibawa kekota lain yg begitu jauh.
Kami sekeluarga merasakan kekecewaan ini. Tanpa bisa bicara banyak pada pemilik rumah.
Setelah kembali kerumah. Bapak Ibu mencari pengobatan lain. Ke Rumah Sakit daerah untuk mengobati luka yg parah dan memanggil tukang pijit khusus tulang bapak. Karena untuk operasi tulang bapak tak ada biaya.

Dari penuturan bapak ke ibu.
Bapak menjelaskan bagaimana
bapak bisa terkena musibah ini.
Seminggu sebelumnya bapak memang dimintai bantuan untuk menguras sumur (memperdalam dg menggalinya lagi supaya mndapatkan mata air baru)
bersama satu orang lagi Pak Seno (bukan nama asli).
Dikampungku memang banyak yg menggunakan mata air sumur.
termasuk rumahku. Disaat musim kemarau banyak warga yg menggunakan jasa kuras sumur agar mata air lebih banyak. Bapak memang kadang2 membantu saudara untuk menguras sumur. Oleh karena itu bapak mengiyakan menguras sumur pada pemilik rumah tadi yg masih saudara jauh dari ibu bapak
Jadi bapak merasa tidak enak kalau menolaknya. Karena biasanya bapak memang hanya membantu menguras sumur saudara.
Saat itu bapak dibantu pak seno untuk menguras sumur. Bapak yg turun kebawah untuk menggali lebih dalam dan pak seno yg berjaga diatas menarik tanah dari galian
menggunakan katrol (timba).
Pekerjaan cukup lancar. Menjelang dzuhur pekerjaan sudah selesai dan air mulai menggenangi sumur dg cepat. Bapak segera naik kepermukaan agar tidak terkena air yg semakin tinggi. Tapi hanya tinggal meraih pinggir sumur dan keluar. Tiba2 tangan bapak
tidak dapat meraih pinggir sumur, karena merasa kakinya ditarik sesuatu. Akhirnya bapak terjatuh kembali kedasar sumur dalam posisi berdiri. Padahal air sumur sudah tinggi. Bapak hampir tenggelam, air sudah sebatas leher bapak. Bapak segera berteriak memanggil pak Seno.
Pak Seno segera meminta bantuan pemilik rumah dan beberapa warga. Bapak dibantu naik keatas menggunakan tali. Sampai diatas kaki bapak sudah mengeluarkan banyak darah. Mata kakinya hancur. Karena bapak jatuh dari sumur yg dalamnya kurang lebih 17-20 meter. Rata2 sumur dikampungku
minimal dalamnya 15 meter, jika sudah dikuras beberapa musim kemarau maka akan semakin dalam.
Setelah diangkat dari sumur. Bapak merasakan setengah sadar. Bapak hanya ingat diangkat dinaikan ke mobil bak terbuka yg pada saat itu terik matahari pada puncaknya.
Kembali ke bapak yg sudah pulang kerumah.
Beberapa hri setelah bapak pulang kerumah Bapak minta dipanggilkan seorang tukang pijit yg rumahnya dekat dengan rumah ibu nya bapak (mbah uti dari bapak).Sebut saja namanya mbah Fi.

Mbah Fi ini bukan sekedar tukang pijit biasa ternyta
lanjoot besok..
Mbah Fi tukang pijit yg mendalami ilmu tertentu. Aku juga kurang tahu ilmu apa itu. Katanya dia bisa memijat ya dari ngelmu itu.
Mbah Fi bisa menerawang seseorang. Dia bahkan bisa memanggil mahluk halus dan merasuki dirinya sendiri agar bisa berbicara pada pasiennya yg dituju.
Pertama datang kerumah. Mbah Fi sepertintukang pijit biasa. Seorang wanita paruh baya yg belum begitu tua. Mbah Fi memijit kaki bapak dan menerwang, ia mengatakan Bapak jatuh bukan alami terjatuh tapi karena ditarik oleh bangsa halus. Ibu ku yng mendengar saat itu sangat terkejut
karena penasaran ibu ku bertanya pada mbah fi.
Ibu :"maksude pripun mbah? ditarik kalih sinten?"(maksudnya gimana mbah? ditarik sama siapa?)

Mbah Fi :"Iki ono bongso alus sing rak seneng, terus narik sikile bojo mu ben tibo".(Ini ada mahluk halus yang tidak suka, lalu menarik
kaki suami mu biar jatuh)

Ibu :"Ya Allah, kenging nopo kok mboten seneng bojo ku mbah? Salahe nopo kog sampe ditarik ?"( Ya Allah, lha kenapa kok tidak suka dengan suami ku mbah? salahnya apa kok sampe ditarik?)

Mbah Fi :"Opo arep ngmong langsung karo bongso alus.e iki?
tak undangke ben iso ngmong langsung".(apa mau bicara langsung sama mahluk halus ini? aku panggilkan biar bisa ngomong langsung)

Ibu :"Ngg....nggih mboten nopo2 mbah"(Iya gak apa2 mbah)(Suara ibu bergetar takut dan khawatir, namun mengiyakan tawaran mbah fi)
Mbah Fi :"Cepak no rokok" (siapkan rokok)

Ibu lalu keluar sebentar untuk membeli rokok ke warung.
Setelah mendapatkan rokok dan memberikan pada mbah Fi.
Mbah Fi segera memulai pemanggilan mahluk halus tadi. Sebelumnya mbah Fi berpesan, jangan terkejut bila gelagat dan suaranya
akan berubah itu berarti mahluk halus itu sudah menguasai tubuhnya.
Beberapa saat kemudian Mbah Fi tertunduk dan terdiam agak lama. Bapak dan ibu hanya diam dan memperhatikan.

Tak lama, Mbah Fi mengambil rokok dan menyulutnya. Dari cerita ibuku. Pandangan mata mbah Fi seolah
berubah menjadi tajam melihat bapak dan ibu. Mbah Fi sudah dirasuki. Mbah Fi dirasuki seorang laki2 tua bernama Darmo (nm bukan sebenarnya karena aku tidak ingat pasti siapa namanya ibu yg sangat ingat karena berhadapan langsung).Dan dengan suara keras dan serak membentak bapak.
Mbah Darmo :"Bocah Kurang ajar. Wes rak sopan malah ngundang wong tuo tekan kene barang!" (anak kurang ajar. Sudah tidak sopan malah ngundang orang tua sampai sini!)

Ibu :"Nyuwun sewu mbah, Niki sinten? Ngapunten, bojone kulo mboten sopane pripun?".(Maaf permisi mbah, Ini siapa?
Maaf, suami saya gak sopannya gimana? )

Mbah Darmo :"Bocah mlebu panggonane wong kok orag kulo nuwun! Asal mlebu wae. Kurang ajar karo wong tuo".(Anak masuk tempatnya orang kok gak permisi! Asal masuk. Kurang ajar sama orangtua)

Bapak :"Nyuwun sewu mbah kulo mboten niate ngoten
kulo mboten ngertos daleme mbah nggen mriku. Saestu mbah nyuwun pangapurane".(Mohon maaf mbah saya niatnya tidak seperti itu, saya tidak tahu rumah mbah disitu. Sungguh mbah saya minta maaf)
Mbah Darmo :"Orak! Aku orak trimo! meh tak jaluk nyawamu opo tak gawe cacat sak uripmu"
Ibu :"Ngapuntene mbah saestu, anake katah tasih alit2 niki mbah, mangkih sinten kang nafkahi?".(Maaf sekali mbah, anaknya banyak ini masih kecil2, nanti siapa yang nafkahi?)

Tiba2 mbah Fi setengah tersadar. seolah Tubuhnya pulih namun masih dirasuki mbah darmo. Jadi tubuh
mbah fi seperti terdapat dua jiwa yg ada didalamnya. Raga mbah Fi sendiri dan Mbah Darmo yg merasukinya.
Suaranya berubah ubah. Menjadi suar mbah Fi yg wanita paruh baya dan suara mbah darmo yg laki2 tua dan serak.

Mbah Fi :"Nyuwun sewu mbah,kulo nderek omong. Tiange niki
mboten sengojo mlebet dalem.e mbah darmo. Nyuwun tulung dipangapurani. Anake tasih alit2. Nyuwun tulung sanget mbah pangapurane".(Permisi mbah saya ikut bicara, orangnya ini tidak sengaja masuk ke rumah mbah darmo. Minta tolong dimaafkan. Anaknya masih kecil2. Minta tolong sekali
mbah dimaafkan )

Mbah Fi mencoba membantu bernegosiasi dengan mbah Darmo. Tiba2 tubuh mbah fi terdiam. Kakinya berubah menjadi bersila yg tadinya mengangkat satu kakinya seperti berjegang. Rokoknya juga tidak dihisap lagi. hanya dipegang ditangan kirinya.
Suara batuk tiba2 terdengar serak. Sepertinya mbah Darmo kembali menguasai tubuh mbah Fi.
Mbah Darmo :"Hmmm... aku ora ngerti nak anak2 mu iseh cilik2, Iki tak ngapurani. Sisuk meneh nk mlebu omahe wong ojo lali kulo Nuwun!"( Hmmm.. aku tidak tahu kalo anak2mu masih kecil2,
ini aku beri maaf. Besok lagi kalau masuk rumah orang jangan lupa permisi!)

Ibu dan bapak :"Maturswun sanget mbah, matursuwun".(terimakasih banyak mbah, trimakasih)

mbah Darmo :"Awakmu ki nang, nak mlebu ning ndi wae kulo nuwun.o...nak meh ngerjake opo wae ojo lali dungane,
ojo grusa grusu!".(dirimu itu nak, kalau masuk kemanapun permisilah.. kalo mau mengerjakan pekerjaan apapun berdoa, jangan asal saja!)

Bapak :"Nggih mbah, Nyuwun sewun".(Iya mbah, maaf)

mbah Darmo :"sak jane kui aku ora arep narik awakmu. Aku arep narike kancamu sijine.
Jebul kancamu sing ning duwur duwe perewangan sing luwih kuat teko awaku".(sebenarnya itu aku tidak ingin menarik kamu. Aku mau menarik temanmu yang ada diatas. Ternyta dia punya tameng yg lebih kuat daripada aku)

Bapak :"Nggih mbah ngapurane, kulo ngakoni pas niku pikirane kulo
kosong, lali dungane. Biasane kulo nggih bismillah pas wiwiti nopo wae."(iya mbah maaf, saya mengakui saat itu pikiran saya kosong, lupa berdoa. Biasanya saya selalu bismillah saat memulai apa saja)

Mbah Darmo :"Yo wes nang, wes kadung ngene. Aku yo ora weroh. Suk tak ewangi
nambani sikilmu alon2".(Ya sudah nak, sudah terlanjur begini. Aku juga tidak tahu. Besok aku bantu menyembuhkan kakimu pelan2)

Bapak :"Nggih mbah, matursuwun".(Iya mbah, Terima kasih)
Karena ibu ku agak penasaran sama mbah Darmo ini. Ibu memberanikan diri bertanya.
Ibu :"nyuwun sewu mbah, panjenengan kog saget daleme teng mriku? niku kan daleme tiyang nggen sumuran".(Maaf mbah, mbah kok bisa rumahnya disitu? itukan rumahnya orang di sumuran)
Mbah Darmo yang sudah tidak marah sejenak terdiam dan mau bercerita.
Mbah Darmo :"Hmm...Ngene nduk. Mbiyen kui aku pejuang. Aku melu perang ngrebut kemerdekaan ning negoro iki. Pas kui ono tentara jepang sing gek operasi ning wilayah kene. Aku karo siji kancaku ngumpet ning guo
sing sak iki dadi omahe wong kui, cedak sumur, cedak kali.
Pas ngumpet kui jepang nguncali bom. Guone runtuh. Aku karo kancaku sijine mati ning guo gurukan lemah rak ono wong weruh".(Hmm... begini nak, Dulu itu aku pejuang. Aku ikut perang merebut kemerdekaan di negara ini.
Saat itu ada tentara jepang yang beroperasi diwilayah ini. Aku dan satu temanku bersembunyi digua yg sekarang jadi rumah orang, dekat sumur, dekat sungai. Pas sembunyi jepang melemparkan bom. Gua nya runtuh.Aku sama satu temanku mati digua tertimbun tanah tanpa ada orang yg tahu)
Ibu :"Lha mboten enten sanak sedulur madosi mbah?".(lha gak ada saudara yg mencari mbah?)

Mbah Darmo :"Jaman mbiyen angger wong lanang metu dadi pejuang, angger ora bali mesti mati nduk. Wes ora perlu digoleki malah melu ketangkep jepang".(Jaman dulu bila laki2 keluar jadi
pejuang, bila tidak pulang pasti mati nak. Sudah tidak perlu dicari, malah ikut tertangkap jepang.)

Ibu :"nggih mbah"( iya mbah)

Mbah Darmo :"Yo wes ya nduk. Aku tak bali sek. Sak ke awake wong iki nak sue sue. Sisuk saben dino tak moro omah melu nambani alon2 sikile bojomu".
(Ya sudah nak, aku pulang dulu. Kasihan tubuh orang ini kalau lama2. Besok setiap hari tak datang kerumah ikut membantu menyembuhkan pelan2 kaki suamimu)

Ibu :"Nggih mbah, matursuwun sanget".(iya mbah trimakasih banyak)

Sesaat kemudian Tubuh mbah fi terdiam kembali.
Kemudian tersadar, wajahnya agak pucat. Dan meminta air putih untuk minum. Mbah Fi kemudian bertanya kepada ibu dan bapak. Bagaimana tadi setelah mbah fi membantu bernegosiasi? Karena setelah itu mbah fi dikuasi penuh oleh mbah Darmo.
Maka ibu menceritakan semua kepada mbah Fi.
Mbah Fi mengangguk tanda mengerti. Dan mengatakan mungkin mbah Darmo akan benar datang setiap hari.
Mbah fi juga akan membantu memijit bapak rutin 2x seminggu.

Setelah itu hampir setiap hari menjelang atau setelah magrib. Didepan rumah pintu masuk sering tercium bau melati
yg sangat tajam, terkadang juga berbau rokok siong (rokok orang tua jaman dulu yg dilinting dengan tembakau khas)

Dulu ibu sering mengatakan "Mbah Darmo teko, meh mijeti bapakmu. Ayo kene do mlebu!" (Mbah Darmo datang, mau memijat bapakmu. Ayo sini pada masuk)
Karena aku saat itu masih tidak paham. Apa yg dimaksud ibu. Aku malah melihat keluar dan mencari seseorang yg disebutkan ibu. Tapi aku tak mendapati siapapun diluar rumah yg datang.Hanya kadang mencium bau melati atau rokok tua.
Setelah besar dan ibu bercerita tentang mbah Darmo
aku baru paham kalo yg datang mbah darmo itu bukan seseorang tapi sesehantu. 😁

Butuh berbulan2 bapak untuk sembuh. Berbulan2 bapak tidak dapat berjalan.Ketika lukanya sudah mengering bapak belajar jalan dengan mengesot untuk merangkak bapak masih kesulitan karena lutut jg sakit
Dalam waktu yg lama bapak baru bisa brlajar berjalan lagi menggunakan alat bantu yg dibuatkan Pak dhe.
Sampai akhirnya bapak bisa berjalan tanpa alat bantu. Tapi jalannya menjadi pincangan dan diseret pelan.
Karena kedua mata kaki bapak hancur. Kakinya menjadi seperti besar
dan tidak terlihat mempunyai mata kaki.
Bila terlalu lama berdiri dan berjalan, kaki bapak juga membengkak.
Sampai Akhir hayat bapak tahun 2019 kemarin kondisi kaki bapak masih sama.

Bapak...semoga diampuni semua dosamu. Diterima amal ibadahmu. Aamiin
Aku akhiri cerita dari bapak aku ini. Pesan saya.
- Jangan lupa mengucapkan salam ketika akan masuk ke tempat apapun.walaupun dalam hati.
- jangan lupa berdoa sebelum beraktifitas maupun sebelum melakukan perjalanan.
- jangan percaya pada perkataan jin yg menyerupai apapun itu.
- percayalah selalu pada Allah SWT. Takdir semua ditangan Allah.

Silahkan ambil hikmahnya saja dari cerita saya ini. Terimakasih yg sudah like dan Retweet. 😘
Kapan2 saya ceritakan kejadian sebelum bapak wafat. Teror mistis dikeluargaku. Yang menjadi titik paling menyakitkan hingga saat ini. Saya siapkan hati dulu ya.. 😁❤
Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh.

Enjoying this thread?

Keep Current with inTan_T

Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Follow Us on Twitter!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just three indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3.00/month or $30.00/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!