My Authors
Read all threads
--A THREAD--
.
.
.
Dibalik Tanjakan Gunung Slamet
#threadhoror
#horrorthread
#horror
(Based in a true story)
Oke kita mulai, Assalamualaikum.
Disini saya akan menulis & bercerita tentang perjalanan kami mendaki Gunung Slamet. Sebenarnya saya dari kemaren kemaren ingin nulis cerita ini tapi berhubung lagi kejar deadline sidang yang amburadul yaa akhirnya baru sempat sekarang hehe
Sebenarnya bingung mau nulis dari mana dulu, maklum masih belajar nulis hehe. Oke mungkin dimulai dari perkenalan anggota. Kita naik 9 orang waktu itu, ada Adi, Roni, Sandrin, Adam, Kevi, Indra, Cindy, Restu & saya sendiri
Kita berangkat dari Jogja sore sekitar pukul stgh 5 waktu itu, perjalanan dari awal sudah ditemani hujan yang lebat. Maklum waktu itu masih musim nya hujan di bulan februari, kalo gak salah sehabis UAS semester 1 hehe
Oh iya kami naik gunung Slamet ini tahun 2016, jadi butuh 4 tahun untuk ngumpulin niat nulis ini hehe
Kami berencana naik lewat basecamp Bambangan, Purbalingga. Perjalanan dari Jogja ke Purbalingga memakan waktu sekitar 6 jam kurang lebih. Sekitar pukul 10 malam kita sudah masuk kabupaten Purbalingga. Tapi butuh se jam kira kira untuk sampai basecamp Bambangan
Perjalanan yg jauh & hujan selalu menemani membuat kami sudah tidak sabar untuk bisa sampai ke pos Bambangan. Mungkin sudah bisa dibilang pemanasan dijalan
Sehubungan kami semua belum pernah naik gunung Slamet dan tidak ada yg tau lokasi pos Bambangan maka kami menggunakan GPS setelah masuk kota Purbalingga. Waktu itu Adi & Roni berada di depan dan kami mengikuti dari belakang
Setelah kurang lebih sejam, jalan mulai menanjak. Pikir saya sudah dekat, karena biasanya basecamp memang berada di dekat kaki gunung
Motor kami sudah mencapai titik batasnya karena jalan yg curam dan berlubang atau bisa dibilang jalan nya rusak. Kami mulai curiga waktu itu, karena jalur Bambangan ini adalah jalur yg umum digunakan pendaki untuk naik puncak gunung Slamet
Seharusnya jalan umum tidak se sempit ini pikir Saya (kurang lebih lebarnya 4 meter). Gerimis semakin deras waktu itu, kemudian Adi & Roni memutuskan untuk mengecek lokasi duluan karena jalan sudah tidak meyakinkan & kami semua menunggu dipinggir jalan
Setelah 10 menit Adi & Roni kembali dan ternyata didepan adalah jalan buntu, ternyata mereka salah menentukan lokasi GPS. Akhirnya kami memutuskan berteduh dulu disebuah rumah di desa itu
Sinyal yang sangat susah kemudian badan kami semua basah menambah semrawut pikiran kami semua. Desa itu juga sangat sepi, tidak ada orang sama sekali & selama naik kita juga tidak berpapasan kendaraan lain padahal itu malam minggu
Kami waktu itu memang sengaja untuk berbicara dengan keras & agak ribut, pikir kami supaya orang yg ada di dalam rumah itu keluar kemudian kita bisa tanya dimana basecamp Bambangan
Sudah setengah jam lebih kita disitu dan orang didalam rumah itu tidak ada yg keluar, padahal lampu didalam rumah itu menyala, walaupun memang sudah jam 23.30 lebih. Tidak ada informasi apa apa yg kita dapat waktu itu
Tapi berhubung masih hujan kami tetap berteduh di depan rumah itu. Waktu itu Indra ijin untuk nyari tempat kencing, karena mungkin sungkan juga jika kita mengetok rumah itu
Setelah beberapa menit Indra pergi, saya mendengar seperti ada suara orang yang menyanyikan lagu Jawa atau biasa disebut nyinden. Saya awalnya bingung, di tempat sunyi seperti itu apakah ada orang yg punya acara nikahan ? Udah hampir tengah malam juga
Di sebrang jalan juga sudah jurang, disamping rumah itu juga jarak antar tetangga nya sangat jauh. Waktu itu saya hanya diam saja dan tidak ngomong kepada yg lain supaya tidak membuat semrawut keadaan
Saya mulai merinding waktu itu, kemudian Adi yg disamping saya mulai terlihat kebingungan juga, tidak lama dia bertanya kepada saya
"Lip kamu dengar suara ada cewe nyanyii ?" "Kemudian saya hanya menggagguk dan menyuruh Adi untuk diam saja dan akan saya jelaskan nanti dibawah"
Maklum Adi ini berasal dari Kalimantan dan mungkin tidak menemukan hal seperti ini disana
Oke mungkin ceritanya saya sambung nanti dulu yaa, karena masih harus mengingat ingat lagi dan tanya narasumber dulu hehe. Insyaallah saya sambung nanti malam gaess
Okee maap, barusan ada yg horor juga disini. Oke lanjut
Tidak berselang lama Indra balik dari tempat ia kencing, kemudian ia berbicara kepada saya "cuk kowe krungu ora ?" (Cuk kamu denger ga?)
Saya jawab "Iyo krungu, yowes ayo gek mudun ae lah, ora apik Iki" (iya denger, yaudah kita cepet turun aja, engga bagus disini)
Kemudian saya memutuskan mengajak teman" semua untuk turun saja, gerimis juga sudah mulai reda waktu itu. Lagi lagi masalah datang, tas carrier yg saya bawa tiba tiba putus bagian lengan sebelah kiri, padahal waktu itu ga ada gejala apa" sama tas nya
Dan ditambah lagi motor sandrin yg berboncengan dengan saya pas di gas sama sekali gabisa jalan waktu itu, mungkin panbel nya bermasalah gara" barusan jalan jauh
Dan bebarengan juga motor Kevi knalpotnya ngeluarin asap yang ngga biasanya. Terpaksa Saya, Sandrin & Kevi harus menuntun motor pelan" melewati jalan yg terjal itu. Jalan yg rusak, licin, sebelah kanan juga jurang ditambah gerimis masih turun membuat fisik & mental kami drop
Saya masih terngiang suara nyinden diatas tadi, pikiran saya sudah mulai tidak karuan. Di pikiran saya cuman bertanya, Apakah besok kami masih sanggup naik dengan kondisi semrawut seperti ini ?
Setelah beberapa lama kita berjalan menuntut motor, kondisi jalanan sudah mulai baik tetapi masih saja kita tidak menemukan seorang pun di situ selain rombongan kami. Motor sandrin & Kevi sudah mulai normal dan bisa di kendarai walaupun harus sangat pelan"
Teman kami yg lain sudah duluan didepan. Sampai akhirnya kami menemukan sebuah persimpangan jalan dan mereka yg tadi duluan sudah menunggu disana. Jam sudah menunjukan pukul 01.30 malam, kami semua akhirnya memutuskan untuk mencari masjid dan sementara tidur dulu disana
Kami langsung mencari tempat untuk tidur. Saya langsung terlelap karena kecapean waktu itu, padahal kondisi badan & baju basah, tapi setelah kejadian itu pikiran sudah tidak karuan & fisik juga sangat lelah
Pagi nya alarm kami bersautan dan tidak lama adzan subuh sudah berkumandang. Segera kami ambil wudhu dan shalat subuh
Setelah sholat saya ditanya bapak" yg ikut berjamaah dengan kami, rumah bapak itu juga sekitar situ
"mas niki rombongan saking pundi ? Terus badhe teng pundi nggih ? " (Mas ini rombongan darimana ? Mau kemana ?) Kemudian saya jawab "oh niki saking Jogja pak, badhe teng Gunung Slamet hehe" (oh ini dari Jogja Pak, mau ke Gunung Slamet hehe)
"Oalaahh kok mboten tilem teng basecamp Bambangan ?" (Oh kok tidak tidur di basecamp Bambangan ?)
"Rencana awal e nggih ngoten Pak, tapi wau Dalu nyasar" (rencana awal nya begitu pak, tapi semalem nyasar")
Oalahh nggih mas, ancen sering pendaki sing nyasar teng mriki, rata" nyasar e teng desa kilen niku. Arah Basecamp sampean ngalor mawon (Oalah iya mas, memang sering pendaki nyasar disini, rata rata nyasar nya di desa sebelah barat itu, arah basecamp ke Utara saja)
Sebenarnya pada momen ini saya mau bertanya, sebenarnya desa sebelah barat itu desa apa, kok sama sekali tidak ada orang dan sangat hening. Tapi setelah kejadian malam di desa itu saya tidak berani tanya macam", takutnya malah teman" dengar dan tidak mau melanjutkan perjalanan
Kemudian saya jawab bapak itu "nggih pak Matursuwun" (iya pak terimakasih)
Kemudian setelah semua kumpul, kami musyawarah, apakah kita akan lanjutkan pendakian dengan kondisi seperti ini ? Fisik sudah cape, kurang tidur, tas rusak & motor juga tidak fit
Setelah dirembug akhirnya kami tetap memutuskan untuk naik, udah jauh sampai sini masa tidak jadi naik. Disana kami pelan pelan jahit tas yg putus tadi dan akhirat bisa, motor juga diperbaiki dan akhirnya bisa jalan walaupun harus sangat pelan"
Tapi memang tetap saja perasaan saya tidak enak, setelah kejadian beruntun semalam yg tidak masuk akal. Tapi saya tetap mencoba berpikir positif dan bismillah tetap naik
Jarak masjid dengan basecamp kira" setengah jam. Sesampainya di basecamp kami memarkir motor, registrasi ke perizinan kemudian mencari sarapan dahulu sembari sedikit packing tas kami yg acak"an
Waktu sudah menunjukkan pukul 9 waktu itu & kami masih tiduran kekenyangan waktu itu, padahal target kami bisa camp di Pos 7
Setelah selesai rebahan & packing ulang, kami memulai pendakian pukul 10.00 pagi. Trek di Slamet ini menurut saya sangat terjal, pohon pohon yang berakar besar juga menambah suasana trek disini terkesan mistis
Pukul 13.00 kami baru sampai di pos 1. Kemudian saya berbincang ke teman saya kalau pos 7 sepertinya tidak nyampek sore ini, kira" minimal kita camp di pos 5 saja. Karena jika sudah sampai pos 3 estimasi ke pos selanjutnya hanya sekitar setengah jam
Setelah beristirahat sebentar & meminum es teh (Pos 1 Gunung Slamet ada warung) kami melanjutkan perjalanan menuju pos 2 yang estemasi 1 setengah jam
Trek yg terjal membuat nafas kami terengah engah, apalagi saya sendiri juga udah lama tidak naik & jarang olahraga ditambah kejadian semalam yang terus berputar di pikiran saya
Ditambah juga anggota kami ada yang baru sekali ini naik gunung, yaitu restu & Kevi. Restu mulai mengeluh karena kaki nya terasa sakit dan menyuruh kami untuk duluan. Akhirnya tim kami terpecah menjadi 2, Saya Roni Kevi & Adi duluan untuk mendirikan tenda di pos 5
Pukul 16.30 kami yg di depan baru sampe di pos 3. Kmudian kami berdiskusi waktu itu kalo sampe pos 5 kayaknya habis Maghrib baru smpe. Dgn pertimbangan jg fisik kami sdh mulai habis & jika dipaksakan malah takut kalo besok waktu summit kami down, ditambah juga kondisi kaki restu
Kemudian saya ingat jika di pos 4 adalah pos yg terkenal angker di Gunung Slamet, pos ini bernama samaranthu dan ditandai dengan 2 pohon besar yg sejajar menyerupai pintu yg dipercaya sbg pintu masuk jg bagi kerajaan makhluk astral.
Tak jarang makhluk ini menunjukan wujudnya yang samar". Konon nama samarantu ini berasal dari kata samar & hantu.
Saya coba pelan" ngomong sama anak" kalo memungkinkan kita tetep di pos 5 aja ya. Tapi lagi" saya ingat kalau dibelakangnya teman saya sedang kesakitan
Ditengah perjalanan (kalau tidak salah) ada pendaki yg berpapasan dengan kami. Mereka turun dari atas. Kemudian saya tanya, "mas pos 4 masih jauh ya ?" Kemudian ia menjawab "oh Deket lagi kok mas santai"
Bagi kalian yg sering mendaki gunung pasti tidak asing dgn jawaban itu kan ? Percayalah itu masih jauh gaes
Kemudian saya tanya juga "mas di pos 4 ada tenda ga ? Ada yg camp disana ?" Terus kata mas nya "oh ada kok mas"
Setidaknya waktu itu saya sudah tenang, jika terpaksa camp di pos 4 masih ada teman nya
Setelah sampai di pos 4 saya langsung kaget dan tidak menyangka. Di pos 4 sama sekali tidak ada orang yg mendirikan tenda sama sekali
Terus pertanyaan nya, yg diliat mas nya tadi apa ? Atau ? Atau ? Tadi yg saya tanya orang apa bukan ?
Pikiran saya tambah kacau waktu itu apalagi jam sudah menunjukkan pukul 17.30 dan matahari sudah hampir tenggelam, fisik juga sudah tidak bisa dipaksakan lagi
Akhirnya kami rombongan depan memutuskan menunggu dulu rombongan yg dibelakang untuk musyawarah lagi apakah lanjut atau camp disitu saja. Kalau dilihat dari kondisi nya memang harus camp disitu
Setelah sekitar stgh jam rombongan belakang datang. Tanpa pikir panjang langsung kami sepakat untuk camp di pos 4 itu
Setelah semua beres mendirikan tenda kami memasak. Tidak lama ternyata banyak pendaki yg juga bareng mendirikan tenda disitu dengan kami. Agak tenang rasanya ternyata banyak teman juga disana
Setelah makan kami langsung berbaring di posisi nya masing masing untuk beristirahat. Kecuali Roni & Indra, mereka masih merokok dan merebus telor untuk rencananya kami buat bekal summit besok subuh nya
Lagi lagi kejanggalan terjadi, telor yg direbus dari jam 8 malam sampai jam 12 malam sama sekali tidak ada yang matang
Mereka tidak memikirkan aneh" waktu itu, karena posisi kami juga sudah sangat cape
Alarm saya bunyi pukul 4 pagi waktu itu, rencana nya kami summit jam 5. Tapi ternyata angin sangat kencang sekali pagi itu dan saya tidak tega membangunkan mereka karena wajah mereka semua terlihat sangat kecapekan
Akhirnya setelah sarapan kami memutuskan jalan ke puncak lagi, kami hanya membawa daypack dan peralatan seperlunya saja. Tenda kami tinggal di pos 4 ini
Singkat cerita kami sampai di pos 7 pukul 11 siang dan kabut sangat tebal menyelimuti kami. Angin pun sangat kencang waktu itu. Kalo kata yg baru turun dari puncak, pos 8-puncak sudah tidak bisa dilewati karena ada badai besar, apalagi trek pos 8 sudah mencapai batas vegetasi
Batas vegetasi adalah batas dimana setelah itu sudah tidak ada pepohonan tumbuh dan hanya ada trek pasir bebatuan
Jika kami memaksa naik mungkin akan terkena badai dan akan terjebak di trek pasir diatas, ditambah angin yg sangat kuat
Melihat keadaan yg tdk memungkinkan, dgn berat kami semua memutuskan untuk tdk nekat mendaki sampai puncak. Daripada kami memaksakan ego kami kmudian trjadi hal yg membahayakan. Karena sejatinya puncak gunung tidak akan lari kemana-mana, masih ada banyak kesempatan di lain waktu
Sedikit gambaran suasana di pos 7 Gunung Slamet waktu itu. Kabut tebal dan angin kencang
Kami berencana setelah sampai pos 4 istirahat sebentar kemudian langsung membereskan tenda dan langsung turun supaya sampek basecamp masih sore dan bisa langsung meneruskan perjalanannya ke Jogja
Tapi memang tidak semulus itu, kami sampai pos 4 pukul 1 siang, setelah kami berniat untuk membereskan tenda. Tapi tiba tiba angin kencang diiringi hujan lebat turun. Akhirnya mau tidak mau kami tetap menunggu hujan reda dan melanjutkan istirahat di dalam tenda
Setelah bangun, saya liat jam sudah menunjukkan jam 5 sore. Saya langsung membangun kan teman teman dan langsung membereskan tenda, keburu malam
Kami selesai membereskan tenda dan bersiap untuk turun. Jam sudah menunjukkan pukul 17.45. mau tidak mau kita turun dan ngetrek malam. Trek licin dan mungkin harus sangat hati" supaya tidak terpeleset
Setelah sekitar sejam kami tiba di pos 3. Jam sudah menunjukkan waktu pukul 19.00. kami semua sudah memakai headlamp dan senter ditangan. Dan lagi lagi perjalanan kami tidak mulus
Sambil beristirahat dan nyemil sisa makanan kami duduk di sebuah pohon tumbang. Adi yg memang menjadi leader (berada paling depan) mencoba melihat jalan kita selanjutnya, dia coba menerangi jalur dengan senter nya
Tiba tiba dia melihat sesosok makhluk seperti kucing besar dengan mata yg berwarna merah. Tepat berada di jalur yg akan kita lewati. Tapi itu hanya sekilas, waktu di cari lagi dengan senter sesosok itu udah tidak ada lagi
Saya yg berada disamping Adi dan sekilas juga melihat sosok kucing besar itu langsung bingung juga
Sekarang logikanya, jika itu hewan buas, macan atau sejenisnya seharusnya ketika ia bergerak atau lari selalu ada suara gesekan dengan rumput. Tapi itu sangat sunyi dan tidak sama sekali mengeluarkan suara
Saya langsung ngomong ke teman" waktu itu "ayo udah kita lanjut jalan lagi, jarak nya di rekatin lagi jangan jauh jauh sama temennya"
Setelah saya ngomong begitu mereka semua terlihat kebingungan, tapi mereka sepertinya paham kenapa saya ngomong begitu secara tiba tiba
Nah dari sini suasana terasa sangat mencekam, tidak ada suara kami saling ngobrol dan sangat hening. Semua fokus berjalan di jalurnya masing"
Oke mungkin dilanjutkan besok lagi ya gaess, perut lagi bermasalah gara" salah makan tadi pagii -_-. Insyaallah saya lanjutkan besok malam lagii
Oke lanjut gaes
Perjalanan dari pos 3 menuju pos 2 terasa sangat sunyi, hanya gesekan kaki dan rumput yang terdengar. Kondisi mental kami semua bisa dibilang down disini ditambah fisik juga sudah lelah. Ingin rasanya cepat" sampai basecamp
Gerimis rintik rintik sudah mulai tururn, beberapa dari kami ada yg menggunakan jas hujan. Saya memilih tidak memakai karena mungkin sudah malas juga.
Trek dari pos 3 menuju pos 2 ini didominasi oleh pohon pohon yang besar ciri khas trek gunung Slamet. Akar akar besar yang kadang membuat kita terpeleset. Untung dari kami semua membawa headlamp masing"
Suara suara hewan ciri khas hutan selalu menemani keheningan malam itu. Semakin lama tidak terasa jarak antar kami mulai renggang
Trek yg sempit dan licin membuat kami susah untuk mencari tempat istirahat untuk sekedar duduk dan menaruh tas carier yg semakin lama terasa sangat berat.
Setelah sekitar sejam berjalan kami belum sampai di pos 2. Padahal estimasi kami turun dari pos 3 ke 2 itu 45 menit. Tiba tiba Adi yang bertugas sebagai leader mengajak kita untuk beristirahat
Saya yg berada di barisan belakang hanya mendengar suara Adi yg berteriak "break, break, break". Karena Adi berada lumayan jauh di depan dan tidak terlihat dari belakang
Dari sorot senter nya dia berada setelah trek tikungan yg berbelok ke kanan yg ada didepan, mungkin dia menemukan tempat yg cocok untuk beristirahat pikir kami yg dibelakang
Dari yg saya ingat waktu itu kalau tidak salah urutan kami dari depan adalah Adi, Roni, Kevi, Cindy, Restu, Adam, Saya, Indra & yg menjadi sweeper Sandrin.
Kami bertiga di belakang agak menjaga jarak dengan yg di depan karena trek didepan licin & harus dilewati pelan pelan
Tiba tiba terdengar seseorang jatuh di depan saya, dan ada sinar senter yg menyorot keatas lalu hilang. Sinar itu menandakan bahwa memang ada orang yg jatuh didepan saya. Dan waktu itu yg berada di depan saya adalah Adam
Kami bertiga berusaha memanggil manggil Adam tapi tidak dijawab, karena memang jarak kita bertiga di belakang lumayan jauh.
Kemudian saya perlahan berjalan kedepan, terlihat Adam duduk menunduk disamping pohon besar lengkap dengan tas carrier nya
Bentar bentar, nulis nya kok jadi merinding gini
Ketika itu saya berjalan pelan sambil berbicara kepada Adam " Dam ayo mlaku neh, leren e ng ngarep bar tikungan iku lo, cah cah ng kono" (Dam ayo jalan lagi, istirahat di depan habis tikungan itu lo, anak anak disana). Adam hanya mengangguk pelan waktu itu
Ketika itu seingat saya Adam hanya duduk menunduk berdasarkan di kedua tangan nya, sehingga muka tidak kelihatan. Dan saya juga tidak terlalu memperhatikan karena gelam dan headlamp saya fokus trek yg akan saya lewati karena memang kali tidak hati" bisa terpeleset
Saya hanya melirik nya ketika itu. Kalian yg pernah merasakan trek malam pasti paham, jika kita menggunakan headlamp maka fokus cahaya akan terfokus hanya di trek yg akan kita lalui dan cahaya tidak akan mencakup sebelah kanan kiri kita
Bentar, untuk lanjutannya masih nunggu narasumber yg jadi sweeper
Waktu itu saya terus melangkah kedepan supaya segera bisa istirahat. Tepat dibelakang saya Indra juga menyapa Adam untuk segera berjalan supaya bisa beristirahat didepan. Tapi Adam tetap diam menunduk saja
Maaf untuk lanjutannya besok malam lagi ya, soalnya masih ada beberapa urusan mendadak yg harus diselesaikan. Insyaallah besok malam di tamat kan
Oke bismillah lanjut
Dan yg tersisa di barisan belakang adalah Sandrin. Waktu itu dia menjadi sweeper. Dan biasanya sweeper bertugas memang menjadi orang yg paling belakang dan tidak boleh menyalip teman rombongan nya
Sandrin hanya berdiri disamping Adam yg masih duduk menunduk, "dam ayo dam istirahat di depan saja". Adam tidak menjawab sepatah kata apapun.
Saya & Indra terus berjalan ke arah tikungan didepan supaya bisa duduk istirahat. Pada waktu di tikungan kami berdua melihat rombongan kami yg sudah beristirahat duduk didepan
Nah disitulah kami kaget, tak disangka ternyata Adam sudah berada di depan bergabung dengan teman kami yang lainnya. Kemudian Adam yg di depan berkata kepada kami "ayo ayo sitik neh, semangat" (ayo ayo dikit lagi, semangat)
Seketika itu pun saya merinding & hanya saling memandang dengan indra, kami kebingungan waktu itu. Pikir kami, terus yg duduk menunduk disamping pohon besar yg di belakang tadi siapa ?
Kami berdua masih berdiri dan tidak berjalan selangkah pun, ingin rasanya mengarahkan senter ini ke sosok yg dibelakang tadi, tapi mungkin sudah tidak ada keberanian lagi
Suara Adam yg didepan tadi ternyata terdengar oleh sandrin yg berada di belakang dan masih berada di samping persis sosok yg menyerupai Adam tadi
Kemudian terdengar teriakan sandrin dr belakang, "daaamm" dan disaut oleh Adam yg berada di depan tadi "oeee". Seketika itu pun Sandrin tidak berani menoleh ataupun melirik sesosok yg menyerupai Adam yg ada di sampingnya. Sandrin langsung berjalan setengah berlari menyusul kami
Kita bertiga ketika itu hanya saling memandang dan tidak bisa berkomentar apapun mengenai kejadian diluar nalar tadi. Kami langsung bergabung dengan rombongan kami, tidak ada yg berani menoleh kebelakang lagi
Kita beristirahat sekitar 15 menit kemudian melanjutkan perjalanan. Sandrin meminta digantikan menjadi sweeper ketika itu. Maklum, menjadi sweeper memang tidaklah gampang, apalagi ketika berjalan di trek malam
Sweeper harus sabar, tidak boleh mendahului anggota di depannya. Ketika ia menemui hal atau kejadian diluar nalar, ia harus sanggup memendam nya sendiri dan tidak boleh sampai terdengar anggota lain, karena akan menimbulkan kepanikan di rombongan
Setelah kejadian itu, sandrin bergantian dengan indra menjadi sweeper. Setelah sekitar 40 menit berjalan kami sampai di pos 2. Kalau tidak salah waktu sudah menunjukkan pukul stgh 10 malam
Di pos 2 kami beristirahat agak lama, karena selama dari pos 3 tadi kami hanya bisa beristirahat sekali. Sedikit memakan sisa cemilan yg kami bawa sambil membuka obrolan untuk mencairkan suasana
Setelah sekitar setengah jam kami memutuskan untuk berangkat lagi, hujan gerimis masih setia menemani kami di perjalanan
Suasana kembali sunyi lagi, kabut juga mulai menghalangi pandangan mata kami yg juga sudah mulai mengantuk. Headlamp kami sudah benar benar harus fokus kepada trek yg akan kita lalui. Udara dingin mulai merasuk ke tubuh kami
Di trek antara pos 2 ke pos 1 ini juga tidak mudah untuk mencari tempat untuk sekedar duduk istirahat. Jadi jika lelah kami hanya menunduk sebentar mengatur nafas kemudian lanjut lagi
Sekitar sejam lebih kita jalan, ada lahan yg sedikit luas dan sangat cocok jika dibuat istirahat. Adi pun sebagai leader di depan juga menawarkan ke kami apakah break atau lanjut, sontak kami semua bilang break dulu
Ketika kita mau duduk, Roni didepan berteriak "kayaknya jangan disini deh", ternyata di sekitaran kami terdapat bunga bunga yg disebar. Mungkin bisa disebut itu sesajen
Saya lupa nama bunga bunga itu, yg jelas itu terlihat warna warni dan masih baru. Seketika itu kita semua berdiri lagi dan berjalan melanjutkan perjalanan
Sepatu yg saya pakai mulai sangat licin karena banyak lumpur yg menempel dan saya sudah sangat malas untuk membersihkan lagi
Saya bergantian dengan indra menjadi sweeper ketika itu. Kita berpapasan dengan tim SAR yg naik karena ada laporan pendaki yg cedera diatas. Kami bertanya, "apakah pos 1 Masih lama ?" Kemudian mereka menjawab " masih lumayan mas kalo dari sini, paling sekitar setengah jam lagi"
Ketika berjalan saya merasa ada suara rumput yg tergesek dibelakang seperti ada sesosok yg mengikuti di belakang, saya hanya cuek saja dan fokus berjalan kedepan. Tidak lama juga saya mendengar suara seperti kentongan di tengah hutan
Suara kentongan tersebut terdengar seperti kentongan yg biasanya ada di pos" kampling. Saya masih berusaha cuek dan tidak berani mengarahkan lampu headlamp ke arah hutan
Entah sugesti atau apa, saya merasa orang yg mengikuti saya di belakang semakin dekat dengan saya. Langkah nya semakin mengganggu telinga. Saking takutnya tangan saya tanpa sadar memegangi tas carrier Indra yg berada di depan saya
"heh abot cuk, tangan mu ngopo gandoli tas ku" (berat cuk, kenapa tanganmu narik" tas ku) kata Indra, saya menjawab "meneng leh, aku wedi suu" (diam dulu, aku lagi ketakutan ini)
Memang bukan kali ini saja saya menjadi sweeper di pendakian malam, sudah beberapa kali saya merasakan teror" seperti itu di gunung lain, tapi entah kenapa kali ini saya benar" dibuat sangat takut. Tidak betah sebenarnya, tapi gimana lagi tidak enak juga untuk mengajak bergantian
Bersambung dulu, nanti dilanjut habis isyaa ya
Waktu sudah hampir menunjukkan tengah malam waktu itu dan kami masih belum sampai di pos 1. Ingin rasanya cepat" sampai. Kemudian tepat jam 00.00 kami sampai di pos 1
Lega rasanya sudah sampai sini. Di pos 1 ini kami beristirahat agak lama sambil ngobrol". Nah disini kesalahan kami adalah bercerita hal" mistik yg kita alami tadi. Mulai dari ada sesosok yg neyerupai Adam, suara langkah kaki, suara kentongan dll
Sebenarnya hal" seperti itu tidak boleh dibahas ketika masih diatas dan sebaik nya disimpan kemudian diceritakan kembali di bawah. Tapi mungkin kita sudah tidak tahan ingin bercerita semuanya
Dan ketika itu restu mendengar cerita kami yg membuat dia tidak mau melanjutkan jalan & ingin camp di pos 1 itu. Ketika itu alasannya hanyalah ketakutan. Tapi kami tetap memaksa turun karena perjalanan ke basecamp tidak sampai sejam bisa sampai
Ternyata setelah turun dia baru berani cerita ke kami, alasan dia tidak mau turun karena di perjalanan menuju pos 1 dia melihat sesosok yg berdiri di dekat pohon besar. Tapi dia takut mau cerita waktu itu
Waktu menunjukkan stgh 1 malam dan kami memutuskan untuk berjalan menuju basecamp. Memang ketika itu lega rasanya bisa turun dengan selamat dan sudah melewati hal" yg diluar nalar
Gerimis sudah tidak turun lagi. Perjalanan menuju basecamp kita melewati sebuah sungai kecil dengan banyak bebatuan. Kita memutuskan untuk sebat sembari sedikit menikmati suasana kaki gunung Slamet. Bulan terlihat sudah mulai terlihat malam itu
Malam dimana kita telah melewati hal" yang belum pernah kita alami seumur hidup. Pengalaman yang membuat kita paham, bahwa kita tidak sendirian disini, banyak hal" yg tak kasat mata diluar sana yg sewaktu waktu bisa berinteraksi dengan kita
Saya sempat berfikir waktu itu, saya kapok dan tidak akan mengulangi trek malam lagi digunung ini. Tapi tidak tahu nanti jika suatu saat nanti saya masih diberi kesempatan untuk menggapai Puncak Gunung Slamet ini
Setiap tempat selalu punya hal hal yang tidak kita fahami. Intinya, hargai semua itu, karena kita bukanlah satu satu nya makhluk yang diciptakan Tuhan. Masih banyak diluar sana makhluk" Tuhan yang harus kita hargai keberadaan nya
Oke mungkin sekian cerita yg bisa saya bagikan. Kisah ini kisah nyata yg kami alami di Tahun 2016. Semoga bermanfaat. Terimakasih
-- TAMAT--
Terimakasih juga untuk teman" yg berperan penting di dalam cerita ini

Restu (@atlitaspal)
Cindy (@cindy_tumaang)
Indra (@IndraMaulana_15)
Sandrin (@chaledall_)
Roni (@RoniRisqi)
Adam
Kevi
Adi

Mungkin jika ada tambahan boleh komentar disini
Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh.

Enjoying this thread?

Keep Current with Alifiansyah Wahyu S

Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Follow Us on Twitter!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just three indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3.00/month or $30.00/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!