KELEWATAN. Seorang #ekspatriat asal #Amerika Serikat (#AS), mengunggah sebuah utas yang memamerkan dirinya bisa mengeruk keuntungan seenaknya di tanah #Bali. Sebetulnya, seperti apa regulasi izin tinggal di sini? Bagaimana pula penerapan izin tinggal di negara lain? Yuk kita ulas
#Netizen twitter dihebohkan dengan kisah seorang #ekspatriat asal #AS yang mengekspose kehebatan dirinya yang memanfaatkan sumber daya warga #Bali. Dia bahkan menerbitkan #ebook yang menghasut untuk melakukan pelanggaran yang sama.
Lebih mirisnya lagi, di dalam utasnya ia juga membagikan tips untuk menyiasati peraturan mengenai #visa kunjungan ke #Indonesia. Ini menunjukan, ada itikad untuk menginjak - injak #hukum setempat dan meraih keuntungan dari sana.
Padahal tegas, aturan di sini menyebutkan #visa kunjungan ke Bali hanya berlaku 60 hari dengan maksimal perpanjangan sebanyak 4 kali. Itupun, jangka waktu perpanjangannya dilakukan paling lama 30 hari setelah kunjungan dilakukan.
Kalau mengacu kepada #Jerman, mereka sangat ketat menerapkan aturan pada self-employed atau "digital nomad". Mereka membatasi hanya orang asing yang berkualifikasi #pendidikan tinggi yang bisa melakukan itu.
Bahkan, pelamar harus mendapatkan sertifikasi dari otoritas #pemerintah yang diakui oleh #Jerman. Mereka juga harus membuat akun bank lokal serta menyertaan rekam jejak keuangan dari #negara asal.
Setelah mendapat izin tinggal, barulah mereka boleh bekerja. Tetapi mereka harus tetap membayar #pajak pertambahan nilai dan pajak penghasilan. - Barulah setelah menetap 3 tahun, mereka berkesempatan mengajukan permohonan izin tinggal permanen di #Jerman.
Jangan sampai, atas nama "kemaslahatan ekonomi" kita membiarkan orang asing itu menginjak #hukum di Bali. Apalagi, pengorbanan itu tidak worth it dengan yang dipetik masyarakat lokal.
Bencana #alam di #KalSel dan #SulBar membuat kami ingin mengulas cara #Jepang "berdamai" dengan banyak musibah. Saking siapnya, jarang ditemui cerita terpisahnya anggota #keluarga akibat kepanikan dari #gempa atau #bencana lainnya. Kok bisa hebat begitu ya? #Mamuju
📽@euronews
"Rumah Gempa" itulah julukan yang tepat bagi #Jepang. Setiap hari, mereka selalu mengalami guncangan #gempa. Hal itu membuat #Jepang berinisiatif melakukan #mitigasi terhadap #bencana yang kemungkinan bisa terjadi kapan saja.
#Jepang menerapkan #aturan ketat untuk pendirian bangunan, agar bisa mengurangi efek rusak #gempa. Mereka juga membuat #tanggul raksasa yang bisa mengurangi gelombang #tsunami yang hinggap ke daratan.
Di #Asia sendiri, sebelumnya #Tesla telah berinvestasi di dua negara dengan potensi penduduk yang banyak : #China dan #India. Mari kita bahas di kedua negara tersebut!
Sejak era perang dagang antara #Amerika dengan #China, #Tesla langsung berinisiatif berinvestasi sebesar $5 miliar untuk membangun pabrik di China, karena ongkosnya jauh lebih murah.
#Kedatangan vaksin #Sinovac ke Indonesia mengundang polemik baru. Yaitu, #vaksin yang diberikan kepada masyarakat ternyata tidak semua mendapatkannya secara cuma - cuma. Ada yang bayar, ada yang gratis.
Sebagai perbandingan, marilah kita menengok ke ketiga negara tersebut yang juga sedang berjibaku dengan waktu, agar rakyatnya bisa divaksinasi secara gratis.
Saat ini CCTV menjadi alat yang penting dalam #melindungi#keamanan publik. #CCTV semakin banyak digunakan oleh banyak negara untuk sektor riskan, seperti pemantauan bank, kontrol ritel dan deteksi #kejahatan, namun CCTV juga punya dampak positif dan negatif.
📽: WP
Misalnya, jumlah #CCTV di #Inggris diperkirakan berkisar antara 3 hingga 6 juta unit, tersebar di jalan raya, tempat parkir, toko, rumah sakit, bandara, stasiun kereta api. Yang mereka gunakan untuk menekan jumlah #kriminalitas
Bahkan ada laporan terbaru yang menunjukkan bahwa 54 persen dari 770 juta kamera #CCTV dunia terletak di #China, yang berarti ada sekitar 415,8 juta unit yang berlokasi di negara tersebut.
Konflik antara #Azerbaijan dengan #Armenia masih jauh dari kata usai. Kedua negara masih sama - sama saling serang dalam beberapa waktu terakhir. #NagornoKarabakh
Uniknya, sebagai negara "great-power yang berada di antara keduanya, Rusia justru muncul sebagai mediator untuk meredakan ketegangan. #Russia#Azerbaijan#Armenia
Turki dan Rusia telah menjalin hubungan diplomatik selama 500 tahun. Namun, sejarah panjang keduanya ternyata didominasi oleh cerita - cerita seperti intrik, saling curiga, konflik, hingga perang.
Ketegangan di antara keduanya, telah dimulai sejak era antara Kekaisaran Ottoman dan Tsar Rusia. Hal itu bisa dilihat dari catatan sejarah yang menorehkan peperangan antar keduanya pada abad 17 hingga 19.