,
23 tweets,
5 min read
Read on Twitter
Mumpung senggang bentar, saya akan ndongeng terkait pandangan orang-orang Cina yang melihat masyarakat Indonesia ketika pada abad ke-15 mereka datang ke Nusantara. Pandangan yg dimaksud adalah bagaimana mereka melihat tampilan fisik masyarakat di sini
Sumber yang saya pakai adalah Historical Notes on Indonesia & Malaya Compiled from Chinese Sources karya monumental W.P. Groeneveldt 
Alasan pembuatan buku, metodologi, sumber-sumber yg dihimpun Groeneveldt saya pernah memberikan utas pengantar yg di dalamnya juga membahas catatan Cina tertua tentang Nusantara. Ada di
Saya mulai. Di dalam buku Groeneveldt yang secara khusus mendeskripsikan masyarakat Indonesia terdapat di dalam sumber yang bernama Ying-yai Sheng-lan. Di dalam sumber tersebut membahas mengenai masyarakat Dja-pa (Jawa). Pendaratan mereka di Tuban, sebuah pelabuhan dekat Gresik
Alur pendaratan mereka setelah dari Tuban lalu dilanjutkan ke Surabaya, dengan tujuan akhir Majapahit. Di Majapahit mereka melihat tempat tinggal raja yg dikelilingi tembok setinggi 30 kaki dan panjang > 100 kaki. Di dalamnya terdapat banyak rumah-rumah
Rumah-rumah di dalamnya berdiri 30-40 kaki di atas permukaan tanah. Lantai rumah terbuat dari papan yang ditutupi dengan rotan atau anyaman rumput. Cara duduk orang-orang ini dengan bersila. Atapnya dibuat dari papan kayu keras
Bagaimana dengan rumah penduduk? Rumah penduduk menggunakan alas jerami dan ada tempat penyimpanan yang terbuat dari batu. Tingginya sekitar 3 atau 4 kaki. Dipakai untuk menyimpan barang dan di atasnya mereka pakai untuk duduk
Deskripsi selanjutnya adalah keadaan raja. Di Majapahit, raja tidak menggunakan penutup kepala. Kadang ia menggunakan hiasan kepala yang terbuat dari dedaunan dan bunga emas. Badan bagian atas tidak ditutupi kain, sedang bagian bawah ditutupi sehelai dua helai kain berbunga
Nah kain yang nutupin bagian bawah tadi agar tidak melorot dong diiket dengan kain tipis yang disabukin di area perut. Nama kain ini adalah loin-wrapper alias slendang. Raja juga membawa satu atau dua pisau pendek yang disebut pu-lak. Menurut catatan Groeneveldt terjemahan badik
Laki-laki di daerah ini membiarkan rambutnya terurai begitu saja, sedangkan para wanitanya membuat rambut mereka disanggul. Mereka menggunakan semacam penutup dan kain yang menutupi bagian bawah tubuhnya. Laki-lakinya (3 tahun s.d tua) bawa pu-lak yg disisipkan di ikat pinggang
Pu-lak memiliki garis2 tipis dan bunga2 keputihan serta dibuat dari baja terbaik. Gagangnya terbuat dari emas, cula badak, atau gading gajah yang dibentuk menjadi wajah manusia atau setan. Kepala merupakan hal yg harus dihormati, jika nyentuh bisa diselesaikan dg gelut dan bunuh!
Jadi apapun masalahnya senggol bacok solusinya. Kalo ada orang terbunuh, pembunuhnya melarikan diri dan sembunyi sampe 3 hari, dia ga perlu mempertanggungjawabkan pembunuhan itu. Tetapi jika tertangkap basah maka ditusuk hingga mati
Terkait pidana, jika kedapatan melakukan kesalahan besar atau kecil, tangan petindak akan diborgol di belakang badannya dengan rotan tipis dan dibawa pergi. Dia akan ditusuk keris di samping badannya atau di antara tulang rusuknya sebanyak sekali atau dua kali hingga mati
Saya akan loncat ke Cecun yg disebut Gresik oleh orang-orang setempat. Penduduk setempat mengembangbiakkan babi, kambing, sapi, kuda, unggas, dan bebek. Tidak memelihara keledai atau angsa. Untuk buah ada pisang, kelapa, tebu, delima, biji teratai, manggis, semangka, langsat dll
Penduduk negeri ini tidur sambil duduk. Mereka tidak memiliki tempat tidur atau dipan. Jika makan mereka tidak menggunakan sendok atau sumpit. Laki dan perempuannya suka nginang dengan sirih dan limau, mulut alam dibersihkan ketika mereka hendak makan
Ketika akan makan mereka mencuci tangan lalu duduk. Makanannya semangkuk penuh nasi. Di atas nasi disiram krim atau saus lainnya. Makanan dimasukkan ke mulut memakai tangan. Saat makan ketika haus akan minum air. Jika ada tamu datang, mereka tidak menawarkan minum, tapi penang
Di negeri ini terdapat 3 jenis penduduk, yaitu kaum yang beragama Islam, orang-orang Cina, dan inlander goyim..maaf..maksud saya pribumi. Saya akan tulis deskripsi masing-masing kelompok masyarakat ini
1. Kaum yang beragama Islam, mereka datang dari barat dan mental di daerah ini. Pakaian dan makanan mereka bersih serta layak.
2. Orang-orang Cina, berasal dari Guangdong, Zhangzhou dan Quanzhou. Pakaian dan makan sangat bagus. Banyak dari mereka yg beragama Islam
2. Orang-orang Cina, berasal dari Guangdong, Zhangzhou dan Quanzhou. Pakaian dan makan sangat bagus. Banyak dari mereka yg beragama Islam
3. Pribumi, agak panjang penjelasannya dan kalau saya terjemahkan bisa tidak sejelas maksud aslinya, jadi saya fotokan saja ya. Dimulai dari kalimat “The third kind are the natives...”. Nah sudah jelas ya bagaimana deskripsinya.
Kontras memang gaya hidup 3 jenis penduduk yang menetap ini. Saya sendiri belum dapat data yang bagus bagaimana pergeseran gaya hidup masyarakat asli sehingga bisa menggunakan pakaian yang menutup tubuh atas. Apakah pengaruh agama yg di dalamnya ada ajaran menutup tubuh? Mungkin
Oke, saya cukupkan sekian dongeng sore, sekaligus dongeng terakhir di bulan Ramadan tahun 2019 ini. Semoga bermanfaat, jika bermanfaat jangan berhenti di kamu. Sekadar mengingatkan 🙏. Selamat sore!
Oiya lupa. Pemenuhan janji part deux kepada mbak @MoniqueAubrey yg dulu. Semoga lunas ya hehehe.
Ada typo, menetap, bukan mental
