(HOROR STORY)
- A THREAD -
Tentu saja aku tidak sendirian mengunjungi rumahnya, berhubung pacarku sedang ada waktu senggang, kuajak dia juga.~
"rumahnya luas ya bro". Kataku sambil menyusuri tangga.~
"mau minum apa ?". Tanyanya kepadaku dan pacarku.
"gak usah ngerepotin bro, yang ada aja di kulkas aja..hehe"~
"a, suruh temannya makan.. Kita masak dulu". Teriak ibunda temanku dari bawah.
"iya bu". Jawab temanku singkat.
"yaudah, cha hayu ikut~
Aku mengiyakan saja agar pacarku itu bisa membantu ibundanya temanku itu memasak.
Sekejap mata pun mereka berlalu dari hadapanku. Kondisi ruangan itu memang agak berantakan, tapi lumayan~
"ahhhhhh emang enaknya rebahan gini". Gumamku
Walaupun kami satu domisili, tapi yang membuatku malas untuk bepergian karena bandung sekarang sudah sering macet dimana-mana~
Dalam pejaman mata, suara diluar seperti mengusik dikepalaku. Gemuruh suara dari anak kecil yang bermain, suara kendaraan dan lain-lainnya.~
"hhhhhhhhhhhh.....". Tiba-tiba hembusan seperti erangan memekik di telinga. Sontak saja aku yang sedang setengah tak sadar itu mulai terbangun dari rebahan.
"yang barusan apa?". Tanyaku dalam hati~
"hhhhhhhhh".
Sebuah suara seperti orang berhembus nafas kembali lagi memekik di telinga.
Aku yang dalam kondisi seperti itu hanya bisa mengucapkan sebuah kalimat istighfar.
"astaghfirullah... Jangan ganggu".~
Kukira sesuatu hal yang buruk menghampiri. Ternyata dibalik lorong gelap tangga itu temanku yang muncul.
"eh kenapa cuy ? Mukanya ko pucet?". Tanyanya dengan penasaran.~
"pacar lu dibawah, lagi masak sama ibu. Biarin lah mumpung ada perawan disini, suruh aja masak..hehe". Imbuh temanku sedikit menenangkanku yang saat itu tengah mengalami kejadian hal yang tak~
Temanku kembali menanyakan hal serupa, tapi keadaanku berangsur membaik karena dia mengajakku berbincang mengenai apa yang akan dilakukan kehidupan kedepannya.
Hampir sepuluh menit berlalu kita mengobrol, rupanya ibunda temanku memanggilnya kembali kebawah.~
"mungkin kalo dengerin lagu bakal bisa lebih rileks". Pikirku
Lalu aku mengambil hape yang daritadi tergeletak disamping. Mencoba menelusuri~
Dengan lantunan musik pop japanese, aku mencoba mencairkan suasana ketegangan dengan cara mengikuti setiap lirik lagu yang sudah kuhafal.
Entahlah, perasaan yang tadi kini kurasakan kembali. Tengkuk leher terasa berat
"aa.....aa". Kini suara itu kembali terdengar. Berbeda dari yang tadi, suara ini mulai bisa terdengar jelas memanggil aa. (aa/akang = sebutan untuk cowok sunda)
Suara panggilan itu terus mengusik di~
Suaranya seperti jelas ada di telinga.
"cuy, makanannya udah siap. Hayu turun kebawah." tiba-tiba temanku yang entah kapan sudah berada di ujung tangga memanggilku untuk turun kebawah. ~~
Sesampainya dibawah, aku mendapati orangtua temanku dan pacarku sudah siap di tempat duduk masing-masing. Mereka menatapku dengan penasaran. Sebab melihat~
Aku berencana agar tidak mengganggu acara ini dengan cerita yang telah aku alami sewaktu tadi. Baik kepada temanku, orangtuanya mauapun kepada pacarku.~
Hari pun mulai sore, kupikir jika berlama-lama disini nanti pulang ke rumah akan kemalaman. Soalnya aku harus~
Setelah berpamitan kepada teman dan orangtuanya, aku dan pacarku pun melaju dengan menggunakan motor yang sewaktu tadi berangkat. Menelusuri jalanan~
Dalam perjalanan aku mulai merasakan tidak enak hati. Benar saja, lampu motorku mendadak tidak menyala saat kulihat pantulan yang berada dikap belakang mobil depan arahku.
"neng..~
"eh kan tadi hurung, a". (hurung=nyala) jawab pacarku dengan nada yang kaget juga.
"gapapa lah, semoga gak ada polisi. Ribet nanti kalo ketilang mah.. Bismillah aja we". Kucoba untuk menenangkan dia juga.
Padahal akupun merasakan ke~
Adzan maghrib telah berkumandang, sedangkan kami masih dalam perjalanan. Belum sampai ke kost pacarku, apalagi aku juga harus menempuh jarak~
Akhirnya kami sampai di kost pacarku. Tanpa berlama-lama juga aku pamit dengannya dan meminta doa agar nanti pulang dalam keadaan selamat sampai tujuan. Dengan memberikan salam, aku melajukan~
Masih dengan keadaan tak karuan, menjalankan motor pun agak kencang. Ditengah perjalanan pulang, hujan turun dengan derasnya.
"astaghfirullah.. Aya-aya wae ihh.." (ada ada saja) gumamku menggerutu.
Ku kesampingkan motor dan mengenakan jas hujan yang sudah ter~
Kembali perjalanan pun aku tempuh. Dengan kondisi motor tak ada lampu, dan hujan yang mengguyur jalanan. Penglihatanku agak sedikit kabur saat kondisi seperti itu. Apalagi hari sudah menjelang malam.
Kulewati jalan geger kalong yang tentu saja minim pencahaya
Masih dalam keadaan gelap dan terpaan hujan ke wajah, aku menyusuri jalan. Saat mendapati pertigaan, aku~
"astaghfirullah..". Batinku seraya kaget luar biasa.
Keadaan benar-benar gelap~
Aku mencoba berdoa agar semua hal buruk tak menimpaku. Membayangkan hal seperti itu, rupanya~
Suara tertawa yang entah berasal darimana membuatku terkejut. Semakin jauh suara itu semakin membuat bulu kudukku berdiri.
"itu halusinasi, aku gak boleh panik dalam situasi seperti ini.. Ayolah hidup dong motor". Gumamku sambil mencoba menyelah engkol motor.~
Aku yang tengah panik langsung saja segera menaiki motor. Kulihat cahaya kendaraan yang tadi di depanku sudah menghilang.
"ahhh bodoamat, yang penting udah nyala, bismillah selamat sampe tujuan".
Kembali aku tarik gas dari handle. Dan me~
Mungkin malam itu sedang hujan, kendaraanpun sepertinya tidak ada yang berlalu lalang. Apalagi melewati jalan perumahan.
*plak*
Sesuatu menghantam bagian belakang helm. Aku yang saat itu menjalankan motor dengan pelan, langsung memberhentikan laju~
Kulihat tak ada batu ataupun hal semacamnya. Pirasatku mulai memburuk dengan keadaan itu. Aku yang memutuskan ingin melanjutkan perjalanan lagi kini terperangah~
Dalam beberapa detik aku tak bisa berkata apa-apa. Mematung dengan mata yang masih melihat sosok itu.
Dalam hati kucoba berdzikir dan berdoa agar menguatkan~
"balik deui...balik deui ka kopo". Suara itu seperti berada di kepalaku dan membuat pusing karena memang suara itu sama persis dengan suara wanita yang pernah menggangguku dirumah temanku~
Dia semakin mendekat, kini sosok itu mulai terlihat jelas. Wanita dengan baju lusuh serta~
*tiiinnn....tiinnn*
Suara klakson motor yang berada dibelakangku membuat terkejut, berbarengan dengan sosok itu hilang dalam sekejap mata.
"kang... Heyy". Seorang bapak-bapak~
"astaghfirullah...astaghfirullah...". Ucapku dengan sedikit melemahkan badan.
"kunaon ari akang ngajanteng ditengah jalan?". (kenapa abang diem ditengah jalan) Tanya bapak itu yang penasaran melihatku~
"yeh si akang. Jaman modern mah mana ada jurig atuh. Mau keluar kearah cihanjuang ya ? Hayu sama saya bareng, kasian lagi ujan gini gelap juga~
Aku yang masih dalam keadaan tak menentu pun mengangguk menandakan setuju dengan ajakannya.~
Lalu kami pun melintasi kawasan perumahan yang entah namanya akupun lupa mengingatnya.~
"kang, sudah mau keluar ke jalan cihanjuang. Saya nganterinnya sampe sini aja ya, saya permisi duluan mau balik lagi~
"aneh, tadi kan pas ketemu bapak itu kondisi disana gaada rumah sama sekali, yang ada cuma pohon doang". Pikirku sambil melanjutkan perjalanan pulang~
*drrr..drr..drr....* hp ku bergetar tatkala kulihat ada beberapa chat dari temanku dan pacarku menanyakan perihal aku sudah sampai ke~
Hampir beberapa jam kita ber~
Badan yang capek serta mata yang sudah mulai menutup mengakhiri perbincangan kami. Aku pamit undur diri untuk tidur.
*tuuut* nada panggilan berakhir.
Kusimpan hape tepat disamping kiri~
*wussh*. Terpaan angin kencang membuatku langsung terbangun dari tidur.
Setelah membuka mata, betapa terkejutnya diri mendapati kini aku berada persis diruangan tempat temanku. Jantungku berdebar ~
"ko bisa disini lagi ?". Gumamku dengan sedikit ketakutan.
Belum berakhir rasa kagetku, tiba-tiba ruangan itu berubah mencekam. Tiap tembok seakan bergerak dan menghasilkan retakan.
Aku beranjak dari posisi tidurku itu dan be~
Tapi langkahku terhenti saat sebuah suara yang tak asing lagi kembali terngiang.
"aa...aa". Suara itu terus memanggil seakan ingin mengajak ke suatu tempat.
Kutengok kesegala arah agar men~
Kupikir itu temanku, lantas akupun berlari menuju tangga. Sesaat kemudian...
"astaghfirullah". Aku berteriak kencang ketika apa yang kulihat kini adalah sosok wanita menye~
Kulihat sekarang tak samar, dibalik rambutnya yang menjuntai kedepan persis seperti hantu di film~
"bbbb..bbbb... Aaaaa..aaaaa". mulutku terbata-bata.
Ingin hati untuk ber
Ditengah ia berusaha untuk mendekat, suara tertawa melengking memekik di telinga.
"hihihihi...moal bisa balik deui siah..cicing tuluy didieu". (gak bakal balik~
Aku yang terkulai tak bisa bergerak pun didekapi oleh tubuh sosok wanita itu. Sekarang ia berada di atas tubuhku. Cairan yang membaluri dimulut serta dagunya itu~
Dalam kondisi itu, ia mencoba seperti menyerap semua yang ada dalam diriku. Niat hati ingin memberontak, tapi hanya teriakan yang bisa kulakukan. Itupun hanya bisa mengucap "aaaaaa".~
"aa..aa kenapa ? Heh bangun, istighfar". Samar-samar suara itu seperti suara ibuku yang entah darimana sumbernya.
Sosok itu semakin mencengkramkan tangan dipundakku dengan kuku yang menancap juga.
"allahu~
Kulihat kini dihadapanku ada ibu bersama ayah yang sedari tadi terbangunkan dari tidurnya karena mendengar aku berteriak tak karuan.
"mimpi apalagi?". Tanya ibu sambil~
"makanya sebelum tidur berdoa dulu. Lagian tadi main kemana ? Sampe kebawa mimpi gitu". Ujar ibuku lagi seraya menenangkanku dan menyuruhku untuk kembali beristirahat.
Memang semua keluarga~
Dalam beberapa menit, tubuhku mulai setengah tak sadarkan diri~
"hihihi....engke rek datang deui..hihihihi". (nanti bakal datang lagi).
Setelah itu aku benar-benar terlelap. Dan keesokan harinya aku menceritakan hal itu kepada~
- TAMAT -
Mohon maaf bila dalam penataan kata atau bahasa yang kurang tepat. Saya atas nama pribadi mengucapkan terimakasih. :)
-Acil-