, 29 tweets, 5 min read Read on Twitter
Dear, @TirtoID, maaf jk ini terasa nyebelin.
Andai artikel ini lbh dulu diperkaya data & ulasan dr:
>'Kraton & Kumpeni'(VJH Houben)
>'Cephas, Yogyakarta' (Gerrit Knaap)
>'Kronik Suksesi Keraton Jawa 1755-1989'(Susilo Harjono),
oversimplikasi & silap timeline bakal terhindarkan.
Maaf jk beri kritik yg bs jd terasa nyinyir. Namun, di artikel td, oversimplikasi & silap timeline perihal problem pemerintahan maupun suksesi di Kraton Jogja era HB V, HB VI, berikut soal Peristiwa Suryaningalaga, terlalu bertebaran.

cc @lantip @bimaofficial
1. Perihal gelar-gelar
⏺️Drpd pakai 'Raden Mas Kanjeng Gusti', gelar kebangsawan yg tepat kaidah bg Timur Muhammad selaku seorg putra Sultan Jogja yg lahir dr permaisuri: 'Gusti Raden Mas'(GRM).

*ini bs diverifikasi di 'Ensiklopedi Kraton Yogyakarta' (Djoko Dwiyanto dkk)
⏺️Adik laki-laki Hamengkubuwana V yang akhirnya gantikan kakaknya menduduki takhta Yogyakarta pd 1855 sdh bertahun2 tidak menyandang nama GRM Mustojo—yg merupakan nama kanak2 & remaja sblm menikah. Gelar & namanya pd waktu itu sdh Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Mangkubumi.
Berhubung Hamengkubuwana VI sebelum naik takhta menyandang gelar & nama KG Pangeran Adipati Mangkubumi, maka ia dlm silsilah & daftar raja Kasultanan Yogyakarta lazim jg dicatat & disebut Sultan/Sinuwun Mangkubumi.
⏺️Putra mendiang HB V dr permaisurinya ketika dibuang ke Manado bersama ibu, kerabat, berikut para abdi setia mereka sudah pula tak menyandang gelar GRM Timur Muhammad, tetapi bergelar serta bernama Gusti Pangeran Haryo (GPH) Suryaningalaga

karena
...
2. Perihal aneka silap timeline
⏺️Pembuangan thdp putra mendiang HB V, ibunya yg adalah janda permaisuri HB V, jg para kerabat & abdi mereka tidaklah terjadi pd seputar penobatan KGPA Mangkubumi sbg Sultan HB VI pd 1855. Tidak jg terjadi pd spjg masa pemerintahan HB VI
😁
Pembuangan ke Manado thdp GPH Suryaningalaga yg bernama muda GRM Timur Muhammad sekeluarga besarnya memang tidaklah terjadi ketika ia masih bayi maupun kanak2. Pembuangan itu baru terjadi ketika sang pangeran telah berusia 28 tahun. Tepatnya pada 1883.
Selama 28 tahun, dari lahir sampai dibuang ke Sulawesi, GRM Timur Muhammad/GPH Suryaningalaga & ibunya sekeluarga besar mereka tidak lantas disingkirkan dari kraton dng segala dinamika & ritual tradisinya. Boleh dikata mereka masih hidup seperti umumnya bangsawan lain di Jogja.
Antara 1855-1872, putra mendiang HB V itu nyatanya tetap dipandang sebagai 1 dr 2 calon terkuat pewaris takhta Kasultanan Yogyakarta stlh HB VI. Itu karena ia berstatus putra raja yang lahir dari permasuri, strata 1 dari 4 strata kandidat pewaris takhta ala Wangsa Pemanahan.
GRM Timur Muhammad/GPH Suryaningalaga masih pula bisa memiliki pesanggrahan di daerah Balerante, Turi, Sleman. Bekas pesanggrahan itu skrg berada di tengah area kebun salakn&dikenal sbg Petilasan Gusti Amat.
Pd 1855-1872, pesaing terdekat GRM Timur Muhammad/GPH Suryaningalaga utk meraih takhta Sultan adalah putra tertua HB VI, Pangeran Hangabehi yg bernama muda RM Murtejo. Namun, strata Hangabehi dlm klaim takhta waktu itu lebih rendah dr Suryaningalaga karena ia lahir dr selir.
Uraian lebih mendalam tentang sosok Pangeran Hangabehi yg bernama muda RM Murtejo bisa ditengok di utas lawas ini:
Namun, angin peruntungan berubah arah tiupan pd 1872. Menjadi tak mengenakan bagi GRM Timur Muhammad/GPH Suryaningalaga. Sebaliknya jadi menguntungkan bagi Pangeran Hangabehi, sang putra tertua HB VI.
Pada 1872 itu, Sultan HB VI scr mengejutkan mengangkat selir terhitung kesayangannya, Raden Ayu (RAy) Sepuh, menjadi permaisuri dengan gelar Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Sultan.

Nah GKR Sultan yg sblmnya bernama RAy Sepuh ini tak lain & tak bukan adalah ibu Pangeran Hangabehi. ☺️
Pengangkatan garwa ampeyan RAy Sepuh menjadi Permaisuri GKR Sultan cenderung menerobos kelaziman tradisi kraton.
Pasalnya sblmnya permaisuri hampir pasti diambil dari perempuan bangsawan keturunan raja. RAy Sepuh/GKR Sultan sendiri cm anak kyai kampung atau lurah.
Apapun itu, pengangkatan RAy Sepuh menjadi Permaisuri GKR Sultan berimplikasi juga kpd naiknya status Pangeran Hangabehi maupun adik2nya, dr awalnya sekadar anak selir menjadi anak permaisuri.
😀
Karena itu, ketika Sultan HB VI beriringan dng pengangkatan RAy Sepuh menjadi GKR Sultan lantas menganugerahkan pula kpd Hangabehi gelar & nama baru: Kanjeng Gusti Pangeran Haryo (KGPH) Adipati Anom Hamangkunagoro, hal tsb menjadi sah sj mnrt paugeran kraton.
Gelar & nama KGPH Adipati Anom Hamangkunagoro menandakan pemiliknya memiliki status sbg Putra Mahkota/Raja Muda scr resmi.
Hal tersebut berdampak kepada terlepasnya klaim takhta dari tangan Suryaningalaga.
Karena itu sewaktu Sultan HB VI wafat, lalu KGPH Adipati Anom Hamangkunagoro yg sblmnya bernama Hangabehi lantas naik takhta menggantikan dengan gelar Sultan Hamengkubuwana VII, Suryaningalaga biarpun kecewa mau tak mau harus menerima. Semua proses tadi sah adanya.
GPH Suryaningalaga & ibunya sekeluarga besar mereka akhirnya dibuang pd 1883 lebih karena blunder manuver politik mereka, yakni lakukan suatu kudeta yg gagal sewaktu Sultan HB VII mengangkat putranya dr Permaisuri GKR Mas, yg bernama GRM Akhadiyat jd Putra Mahkota/Adipati Anom.
Tindakan HB VI maupun HB VII yg melangkahi & memupus klaim hak takhta Suryaningalaga tsb cenderung bisa diterima atau bahkan didukung para bangsawan kraton karena Suryaningalaga sendiri selalu dicurigai sbg bukan anak biologis HB V.
Hal tadi tak bisa dilepaskan dari buruknya kesehatan HB V serta desas-desus kencanv bahwa sang sultan tsb telah lama terkena impotensi.
3. Silap lain perihal konten
⏺️Mnrt paugeran Dinasti Pemanahan/Mataram Islam, lahir sebagai anak laki-laki tertua maupun satu-satunya, sekalipun beribukan permaisuri, tidak lantas membuat seseorang disebut Putra Mahkota
⏺️Menggambarkan Sultan HB V sbg raja yg tdk kapabel karena tdk frontal thdp Kolonial Belanda & lebih fokus mengurusi kesenian adalah cara pandang yg tdk adil, jg anakronistis & tdk kontekstual atas kondisi sosial politik Jawa abad XIX
Narasi yg meremehkan model pemerintahan ala HB V itu scr tersirat mengglorifikasi model perlawanan ala Diponegoro (yg berujung pengerdilan wilayah Yogyakarta, dr semula menguasai byk daerah yg tersebar dr Banyumas hingga sblh barat Malang jadi cm seukuran DIY skrg).
Memang apa lagi yg bisa diharapkan dikerjakan oleh HB V yg merajai sebuah kerajaan br sj dihajar perang besar, mengalami depopulasi, jatuh miskin, & cm tinggal berwilayah seukuran ±5 kabupaten?
Boleh dibilang pada masa HB V di medio abad XIX itu, Belanda pun berpikir (khususnya usai Perang Jawa) & sewaktu2 bisa menjalankan anihilisasi Kasultanan Yogyakarta, sebagaimana pernah mereka kerjakan thdp Banten pd awal abad.
Orang lebih suka lalai atau memilih tak teliti bahwa atas titah Sultan HB V lah telah ditulis ulang banyak karya susastra serta dokumen penting Kraton Yogyakarta yang rusak maupun hilang dijarah rayah Inggris dalam Geger Sepehi 1812.
Missing some Tweet in this thread?
You can try to force a refresh.

Like this thread? Get email updates or save it to PDF!

Subscribe to yosef kelik
Profile picture

Get real-time email alerts when new unrolls are available from this author!

This content may be removed anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Follow Us on Twitter!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just three indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3.00/month or $30.00/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!