, 33 tweets, 6 min read Read on Twitter
-Thread horror-
-Horror true story-

"JIMAT"
(siung celeng mati sing ora mergo dipateni)

Bagian akhir

#bacahorror
#ceritaht
@ceritaht
@bacahorror
saat menjelang terang, aku terbangun karena tangisan anakku, sayup2 ku dengar suara adzan subuh, sehingga tanpa melihat jam dinding aku tau saat itu masih setengah 5 pagi. Dg telaten ku susui dia, mataku masih mengantuk, kadang tiba2 tertidur, namun hanya sekejap tiba2 terbangun
aku masih gelisah, berharap toa mushola tidak mengumandangkan pengumuman kabar kematian, hingga ku lihat dari gorden yg sedikit tersingkap diluar sudah terang, jam dinding menunjukan pukul 05.50, ku dengar suara ibu dan adikku, ku dengar ibu bercakap "iki sangune tak tambah i
soale sego pecel saiki 6ewu"(ini uang sakunya aku tambah karena nasi pecel sekarang 6 ribu) lalu adikku menjawab "iya buk". Percakapan itu terdengar jelas karena kamarku bersebelahan dg pintu keluar masuk rumah. Mungkin adikku akan lari pagi karena hari itu hari minggu, batinku.
saat itu anak ke 2 ku yg masih berusia 11 bulan, tidur dg pulas dipelukanku, melihatnya aku kasihan karena semalaman dia susah tidur jarena hidung tersumbat dan batuk, aku memutuskan untuk tak buru buru beranjak dari tempat tidur, karena kasihan melihat anakku sakit, setelah itu
aku kembali tertidur, dan 45 menit kemudian aku terbangun karena terkejut, ada yg menggedor pintu kamar ku "braak braak braak(suara menggedor) ndhuk ndhuk tangio tho ndhuk tangio(sambil menangis) kae lho ibukmu piye kae"(bangunlah nak bangun, itu ibukmymu gimana) menyadari itu
adalah suara si mbok ku(nenek) aku segera meloncat dari kasur dan membuka pintu, didepan pintu si mbok yg badanya mati separo(kena stroke) berdiri dan menangis, dia hanya menunjuk kearah dapur, aku segera berlari ke dapur ,dan mataku terbelalak, melihat sudah banyak orang disana
aku menerobos masuk ke dalam kamar bapak yg letaknya berdekatan dg dapur, disana aku melihat ibu terbaring, bapak menatapku sambil mengoleskan minyak kayu putih keseluruh tubuh ibu, rasanya hidupku hancur seketika, aku belum berfikir buruk, aku hanya tak mau terjadi apa2 padanya
pada ibu yg selalu sehat dan tak pernah mengeluh sakit, aku mendekat dan memeluknya, ku pandangi, ibu nampak seperti orang pingsan. Tak kuat menahan diri aku menangis sejadinya, memeriksa denyut nadi ibu, di manapun tak kutemukan, aku tak putus asa aku berusaha memberi pertolong
-an pertama dg metode CPR(pernah ikut pelatihan di sekolah dulu) dalam hatiku yakin ibu tidak apa2, mungkin karena gemetar aku tidak menemukan denyut nadinya, saat aku memulai memompa dadanya dg tanganku, bapak menangis dan berkata "ndhuk ibukmu iki wes raenek umur, kupinge wis
mingkup, "(nak ibumu sudah tak ada umur, telinga nya sudah terlipat kebelakang*di kampung kami cara melihat org yg sudah meninggal atau belum dg melihat telinganya terlipat kebelakang atau tidak*) aku tak percaya dg suara lantang dan tangan masih melakukan CPR aku berteriak "yah
panggil dokter kemari, ayaaaaaah panggil dokter, siapapun cepaaat" saking kerasnya teriakanku suamiku yg sedari td masih tidur dg anak pertama ku langsung terbangun dan lari ke arah suaraku, matanya terbelalak "ibu kenapa?" aku tak menjawa dan kembali berteriak "cepat panggil
dokter, siapapun yg mau datang kesini" dg air mata membanjiri pipi dan bajuku aku tetap berusaha memberikan pertolongan pertama pada ibu, hatiku berkecamuk, firasat ini gila, ibuku sendiri yg meninggal namun aku tak mengerti, firasat ini jahat hanya memberi tahuku ada kematian yg
begitu dekat namun tak memberi tahu ku siapa si calon mati. Aku merasakan dunia hancur. Tak lama kemudian suamiku datang dg seorang asisten dokter, dg sigap sang asisten dokter mendekat memeriksa sambil bertanya "mbak, kejadiannya berapa lama?" sembari memeriksa denyut nadi ibuku
"sekitar 10-15menit pak" jawabku, lalu si asisten terdiam sejenak, dia menunduk seakan tak sanggup menatap mataku, dia berkata "mbak ibu nya sudah tidak ada", tanpa berkata kata, ku peluk jenazah ibuku, kuciumi mulai dari kening hingga ujung kakinya, berharap ibu kembali bangun
namun semuanya sia sia, firasat itu seakan tertawa menang dan menari nari disekitarku, hatiku rasanya sedih dan benci, merasa tidak adil. Dengan badan lemas dan gemetaran aku menghubungi semua keluarga, suamiku meraih dan memelukku, mencoba menenangkan ku yg sudah kacau balau
aku menyesal karena tak bisa mendampingi ibu disaat terakhirnya, ku sisir seluruh dapur. Ternyata saat itu ibu sedang akan memasak untuk kami. Kata bapak saat ibu ditemukan tergeletak, tangannya masih memegang pisau, dan tempe yg digorengnya belum berubah warna, tak ada luka
sama sekali ditubuhnya, tak terlihat tanda apapun, hanya seperti orang pingsan. Namun apa mau dikata ini semua sudah terjadi, hingga saat orang2 berkumpul untuk nyelawat, Aku terus saja menyesali diriku yg begini, sampai akhirnya aku mendengar ada yg berkata "abah kan tas nambani
uwong kenek santet, ojo ojo iki kiriman walesan sing ngenek i buk e"(abah*panggilan akrab bpk oleh klien nya* kan baru saja nyenbuhin orang kena santet, jangan2 ini kiriman balasan yg ngenai ibu) aku terkejut, dalam benakku tak pernah berfikir sejauh itu, namun hatiku juga sudah
terlanjur tak percaya oleh dunia yg dipelajari bapakku, apalagi dg jimat2 ini, aku ingin segera bebas, melepaskannya. Aku marah dan benci, percuma ada jimat ini kalau aku saja tak bisa lepas dari firasat gila itu? dan firasat itu memberitahu ku akan dekatnya kematian tapi tak
memberitahuku siapa si calon mati. Berhari hari aku memikirkan omongan org yg berkata ibuku mendapat balasan santet, hatiku membara seakan menumpukan semua kejadian ini dipundak bapak ku, semua berawal dari dia, kehadiran mbah karto, jimat celeng itu, semua tumplek bleg di otakku
bapak menyangkal kalau itu adalah santet balasan, dia meyakinkan kalau meninggal nya ibu memang karena sudah takdir. Iya memang takdir yg dipicu kelakuan bapak, batinku. Mulai hari itu aku sudah tak lagi membawa jimat siung, entah dimana aku lupa meletakkannya, atas persetujuan
suamiku, aku kembali pada kodratku, menyerahkan jalan hidupku kepada Yang Maha Kuasa. Keputusan yg sudah lama ingin ku lakukan. Aku mencoba ikhlas bahwa kematian ibu memang karena takdir Tuhan, apapun jalannya sebatas inilah garis hidup ibu ku. Aku berusaha keras membersihkan
diri dari kemusrikan. Selama proses itu aku berusaha membuka teka teki, tentang jimat itu, kenapa harus taring celeng? kenapa harus mati tanpa dibunuh? apakah mungkin taring celeng yg mati karena dibunuh memiliki aura buruk karena prosesnya melaui pembunuhan? namun sebaik2nya
cara kematian hewan itu, bagiku babi hutan tetaplah dilarang dalam agama ku. dan aku merasa ini semua ada hubungannya, antara mbah karto, jimat, dan semua yg terjadi padaku. karena sebelumnya hidupku baik baik saja tanpa keberadaan benda2 ini. Meskipun sudah kutinggalkan, namun
jangan dikira hidupku berubah setelah memilih lepas dari jimat itu. Masih sama, sering melihat penampakan dan firasat, namun kali ini aku lebih bisa mengontrol diriku, lebih bisa menjaga lisan ku untuk tidak berkata "siapa lagi yg akan mati", semua yg kurasakan ku pendam dalam2
tanpa ada yg tahu. Hanya suamikulah yg mengerti kondisiku. Tak akan lagi ku libatkan bapak dalam urusan ini. Dalam 2 bulan ini aku mendapatkan 3 firasat sekaligus, dan yg terakhir, kemarin. Meski hatiku tahu aku tetap diam. Kemarin ketika kabar duka datang aku juga melayat. Hari2
ku sudah terbiasa dg berbagai macam penampakan, dan firasat yg sungguh jangan berharap sobat Twitter bisa merasakan hal yg sama dg ku. Sakit dirasakan sulit dijelaskan. Saya Pamit undur diri dari thread JIMAT ini, apabila ada kesalah penulisan, typo, dan penyampaian yg kurang pas
saya mohon maaf sebesar-besarnya, tidak ada niat yg disengaja apabila ada pihak pihak yg tersinggung atas tulisan saya, ini adalah pengalaman saya, mohon maaf karena ada beberapa cerita yg tdk saya jabarkan dg jelas, ada beberapa yg sya persingkat dan samarkan, demi kenyamanan
sobat Twitter dan pihak2 yg ada dalam cerita ini. Insha Allah di thread lain akan saya ceritakan pengalaman2 saya tentang penampakan, firasat dan pengalaman lain yg pernah saya alami, pesan saya sebaik baiknya tempat berlindung ada kepada Yang Maha Kuasa. Mungkin sobat Twitter
punya saran atau masukan agar sya tidak lagi melihat penampakan atau merasakan firasat?? silahkan komen bebas dan sopan.. saya kira saya ini butuh pertolongan.. see u soon
oiya turut saya sampaikan banyak permohonan maaf sekali lagi, karena ceritanya putus putus, saya full IRT dg 2 anak, yg satu masih batita jdi sya nulis thread nya dg nyuri2 waktu. Semoga thread saya kali ini berkenan dihati para sobat Twitter, terimakasih ya sudah mampir 🤗
Missing some Tweet in this thread?
You can try to force a refresh.

Like this thread? Get email updates or save it to PDF!

Subscribe to NNJouvina
Profile picture

Get real-time email alerts when new unrolls are available from this author!

This content may be removed anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Follow Us on Twitter!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just three indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3.00/month or $30.00/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!