Setelah terpilih, barulah kalangan golput menyesali bahwa keputusan mereka membuat orang yang paling tidak mereka suka berkuasa.
Trump diuntungkan dengan realitas tersebut. Sebab, yang akhirnya memilih hanya 131 juta orang dari 231 juta.
Warga yang memilih golput itu ingin menunjukkan hak mereka, dengan mempertaruhkan lebih banyak hak lainnya terenggut.
1. Perasaan muak atas hasil Pilpres sebelumnya, atau
2. Karena memang meyakini tak ada untung merepotkan diri dengan urusan copras-capres.
Menurut mereka, siapa saja presidennya, kebijakan mereka akan begitu-begitu saja.
Meski begitu, kala itu jumlah masyarakat yang memutuskan golput mencapai 80 juta orang, merujuk catatan USA Today.
Di titik ini, banyak yang memilih tak mau mendengar apa-apa lagi kecuali hanya mendengar keinginan mereka sendiri untuk golput.